JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menegaskan, fasilitas yang diberikan negara kepada pekerja migran Indonesia (PMI) semakin baik. Itu mengartikan besarnya penghargaan negara kepada para pahlawan devisa.

Hal itu disampaikan Benny saat melepas 120 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan bersama dengan 600 perelim dalam program kerjasama government to government (G to G) di sektor finishing dan manufaktur di hotel Paninsula, Jakarta, Senin (10/6).

Dalam acara itu Benny menekankan, semakin baiknya fasilitas yang diberikan negara terhadap PMI mencakup penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) bagi PMI yang berlaku sejak Maret 2022.

Baca Juga :

Polisi Catat 56 Persen PMI dari Jabar Berangkat Ilegal

Skema ini ditujukan untuk membebaskan PMI dari biaya penempatan untuk menghindari praktik ijon. "Dengan itu, PMI sudah bisa ajukan kredit untuk hindarkan mereka dari jeratan rentenir," ungkap Benny di hadapan ribuan stakeholder yang hadir.

Selain itu, di sejumlah bandara keberangkatan PMI disediakan pelayanan istimewa atau VVIP yang selama ini hanya untuk para diplomat berupa fast track atau jalur cepat keimigrasian yang memberikan kelancaran pelayanan kepulangan dan keberangkatan bagi PMI.

Kemudian, lounge atau fasilitas ruang tunggu yang nyaman bagi PMI yang akan berangkat atau tiba dari luar negeri. Menurut Benny, negara lain seperti Filiphina tidak memiliki fasilitas khusus seperti ini, tetapi Indonesia menyediakannya.

Selanjutnya, helpdesk atau pos pelayanan dan pengaduan bagi PMI yang memberikan fasilitas informasi, advokasi, pendataan, dan pemulangan bagi PMI-Bermasalah, dan terakhir, gerai PMI untuk memasarkan produk usaha purna PMI.

"Anda semua (PMI) merupakan pahlawan devisa yang menyumbang Rp159, 6 trilliun setiap tahun kepada negara. Karenanya negara harus memberikan fasilitas terbaik kepada Anda," tegas Benny menutup arahannya.

Baca Juga :

TNI AL Gagalkan Pengiriman 17 Calon PMI Ilegal di Batam, 3 Orang Diamankan

Redaktur : Lili Lestari

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini