Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Hari Keluarga Nasional
Kab/Kota: Karet, Palembang
Kasus: stunting
Kisah Usman, 9 Tahun Edukasi Masyarakat dan Bergotong Royong Sulap Permukiman Kumuh Jadi Bersih
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Usman (41) bersemangat menceritakan perjalanannya menjadi Ketua Pokja Kampung KB Layang Layang, Kota Palembang, Sumatra Selatan, saat ditemui di Aston Grand Ballroom Palembang, Sumatra Selatan, Rabu 5 Juli 2023 siang. Sudah sekira sembilan tahun dia berjuang dalam mengedukasi masyarakat di lingkungannya.
Pria asal Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, tersebut menceritakan, tempat tinggalnya merupakan wilayah penduduk miskin perkotaan yang berpenghasilan rendah. Di Kampung KB Layang Layang, kata dia, ada kegiatan yang dikerjakan, mencakup delapan fungsi keluarga, yakni fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlingungan, reproduksi, sosialisasi pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
Dia menuturkan, mula-mula banyak penduduk di kampungnya yang tak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dengan biaya sendiri. Namun, kata Usman, pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi di Palembang, sehingga kini banyak yang bisa melanjutkan ke jenjang bangku perkuliahan.
"Ketika dia (warga) yang ada di dalam SK kelompok Pokja kita ketika mau berkuliah, itu diberikan beasiswa melalui program KIP," tuturnya dengan mata berbinar.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Dadang, Lunasi Cicilan Selama 2 Tahun meski Hanya Buruh Kebun Karet
Dia mengungkapkan, hingga tahun ini sudah ada delapan orang yang mendapat beasiswa tersebut. Kata dia, ada dua perguruan tinggi yang bekerja sama, yakni Universitas IGM Palembang dan Universitas Palembang.
Dalam kesempatan itu, dia pun mengenang perjuangan membangun Kampung KB Layang Layang. Semula, tuturnya, kampung tersebut dipenuhi sampah. Kini, saban dua pekan sekali pihaknya bekerja sama dengan kelurahan untuk bergotong royong membersihkan lingkungan.
Usman mengungkapkan, tidak mudah membangun Kampung KB Layang Layang sehingga bisa berdiri hingga seperti saat ini.
Dengan suara bergetar, dia menceritakan bahwa setelah mendapatkan data, di wilayahnya terdapat sembilan anak yang dinyatakan stunting. Orangtua anak yang dinyatakan stunting tersebut, kata dia, kaget bukan kepalang saat buah hatinya didiagnosa stunting.
Baca Juga: Doa Agar Dilancarkan Berbicara Saat Interview Kerja
Usman dan tim Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatra Selatan lantas berjuang bersama, berupaya menekan angka stunting di lingkungannya.
Warga 29 ilir itu mengungkapkan, salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan mengangkat para pemangku kepentingan di wilayahnya untuk menjadi orang tua asuh. "Kami melakukan selama enam bulan dan sampai dengan saat ini, tinggal dua anak yang dinyatakan stunting."
Kata pria yang dipercaya BKKBN untuk menjadi motivator MOP (metode kontrassepsi Medis Operasi Pria) itu, para pemangku kepentingan di wilayahnya diwajibkan menyisihkan uang Rp100.000 untuk diberikan kepada keluarga yang memiliki anak stunting.
Kedua anak yang masih stunting tersebut, tutur Usman, tetap dalam pantauan timnya.
Baca Juga: Lafaz Doa Hari Arafah yang Diajarkan Rasulullah, Hari Sebaik-baiknya Doa Dipanjatkan
Pola asuh
Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto bicara soal Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat). Dia mengungkapkan, pola asuh menjadi bagian yang sangat penting.
"Kalau kita tahu seperti apa makanan bergizi bagi anak-anak kita, maka kita sebagai orangtua pun akan menjaga makanan yang dimakan anak-anak. Karena konsep makanan di Dahsat itu bukan yang aneh-aneh," tuturnya dalam acara Peningkatan Kapasitas Kader Kampung KB Sebagai Upaya Menuju Keluarga Bebas Stunting, rangkaian acara Hari Keluarga Nasional ke-30 yang digelar di Aston Grand Ballroom Palembang, Rabu.
Dahsat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya atau kontribusi kemitraan lainnya.
"Kegiatan Dashat mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa dan bergizi baik, dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan melalui model pengelolaan sosial, komersial, dan kombinasi," tutur dia menerangkan.***
Sentimen: positif (100%)