FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi memerintahkan Jakarta International Stadium (JIS) direnovasi karena dianggap tidak sesuai standar FIFA untuk menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17 2023.

Pengamat sepak bola, Tommy Welly justru berpendapat sebaliknya. Ia mengaku kagum dengan fasilitas yang ada di JIS.

“Sebagai insan bola saya kagum saya merasa ini luar biasa,” kata pria yang akrab disapa Bung Towel dalam acara Indonesia Lawyers Club dengan tema ‘MENTERI BASUKI: STADION JIS TAK SESUAI STANDAR FIFA // UPAYA MENGHAPUS KARYA ANIES?!’ yang ditayangkan di YouTube, dikutip Sabtu (8/7/2023).

Menurutnya, Stadion berkapasitas 82 ribu penonton yang dibangun di era Gubernur Anies Baswedan tersebut, semua fasilitas yang tersedia telah mengikuti FIFA guideline standar stadium.

Dia juga meyinggung terkait pencahayaan lampu di JIS yang sudah 2.400 lumen. Standar pencahayaan di JIS sudah yang paling bagus.

Ia membeberkan ada empat standar pencahayaan lampu menurut FIFA. Kategori tersebut dibagi menjadi A, B, C, dan D.

Untuk Piala Dunia utama masuk dalam kategori A di mana standarnya 1.500 lumen. Kategori B merupakan standar Piala Dunia U-20 dengan ukuran 1.000 lumen.

Sedangkan untuk Piala Dunia U-17 standar penerangannya masuk dalam kategori C yaitu 700 lumen.

“Jadi kalau standar C 700 untuk Piala Dunia U-17 kalau pakai di JIS memenuhi nggak? Sudah melampaui. Jadi menurut saya dari sisi itunya (fasilitas) JIS sudah luar biasa,” sebut Bung Towel.

Selain sudah sesuai dengan standar FIFA, Bung Towel mengatakan stadion JIS bisa menjadi salah satu alternatif stadion lain di Jakarta.

Dia pun mengapresiasi jika JIS masuk dalam salah satu pilihan yang akan digunakan dalam pertandingan Piala Dunia U-17.

Lebih lanjut, dia meminta PSSI segera berkomunikasi dengan FIFA agar memverifikasi kualitas stadion JIS. Hal ini agar tidak terjadi polemik yang berkepanjangan.

“Unsur-unsur yang menurut saya luar biasa dalam sebuah stadion 82 ribu (penonton) ini nggak mudah, kapasitas seperti itu single seat. Jadi ini akan menjadi opsi lain lah buat pengembangan sepak bola terutama di Jakarta,” terang Bung Towel. (*)