Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya
Kemendikbudristek Sebut Alumni IISMA Lebih Cepat Dapat Kerja
Koran-Jakarta.com
Jenis Media: Nasional

JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Sri Gunani Partiwi, mengatakan, mahasiswa alumni program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) lebih cepat mendapat pekerjaan. Hal tersebut jadi salah satu bukti program IISMA berdampak dalam mentransformasi SDM Indonesia.
"Jika biasanya alumni perguruan tinggi mengalami masa tunggu selama 4 bulan sebelum mendapat pekerjaan, alumni IISMA rata-rata hanya menunggu selama 0,3 bulan saja," ujar Sri, dalam Silaturahmi Merdeka Belajar, di Jakarta, Jumat (7/7).
Dia mengatakan, berkat jejaring selama program IISMA, banyak di antaranya yang sudah mendapatkan pekerjaan sejak sebelum lulus di perguruan tinggi. Menurutnya, para mahasiswa tidak hanya diberi kesempatan belajar dan mengembangkan dirinya di kampus ternama secara formal.
Sri mengatakan, para mahasiswa dapat mempelajari beragam kebudayaan, meningkatkan jejaring, serta mendapatkan beragam pengalaman lainnya. Menurutnya, hal tersebut penting untuk memperkuat kompetensinya baik secara akademik maupun non akademik.
Baca Juga :
Kemendikbudristek Sebut Keterserapan Kerja Lulusan Vokasi Cenderung Membaik
"Dengan demikian, ke depannya, para alumni IISMA sebagai SDM unggul akan memberi kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, serta mampu menjadi pemimpin yang menjunjung tinggi semangat kebangsaan," jelasnya.
Perluasan Program
Dia mengungkapkan, terdapat skema baru untuk memperluas program IISMA yaitu skema Co-Founding. Skema baru tersebut mempertimbangkan antusiasme publik yang tinggi, tapi tidak seimbang dengan ketersediaan dana.
"Melalui jalur co-funding, para mahasiswa Indonesia akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri terbaik selama satu semester dengan pembiayaan bersama antara pemerintah dan pihak mahasiswa secara mandiri," katanya.
Sri menilai, skema tersebut menunjukkan gotong royong dalam pembiayaan program IISMA agar dapat memanfaatkan kuota yang disediakan oleh perguruan tinggi mitra di luar negeri dengan tetap menjaga kualitas. Di sisi lain, skema tersebut memastikan keberhasilan studi (success rate) dan dampaknya pada capaian pembelajaran mahasiswa yang menjadi peserta.
"Jadi, pemerintah membiayai misalnya dari SPP, biaya registrasi, dan tiket perjalanan internasionalnya. Kemudian dari pihak mahasiswa, misalnya orang tua atau pihak donatur, bisa membiayai living allowance, tiket dalam negeri di negara tempat studi, kemudian asuransi dan visa," ucapnya.
Sri menyebut tahun ini, akan ada 300 mahasiswa yang siap diberangkatkan. Mereka akan mendapatkan kesempatan belajar di perguruan tinggi unggul di luar negeri selama satu semester atau selama 4-6 bulan.
Baca Juga :
Perlu Kerja Sinergis, Kemendikbudristek Kenalkan Lagu anak-anak di Surabaya
"Melalui IISMA, diharapkan SDM Indonesia semakin unggul dan semakin siap untuk memasuki dunia kerja dalam kancah global dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air," tandasnya.
Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup
Sentimen: positif (99.2%)