Sentimen
Tokoh Terkait
Faizal Assegaf Sebut NU dan Muhammadiyah Bakul Sampah Demokrasi, Ini Katanya
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kritikus Faizal Assegaf menyebut Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bakul sampah demokrasi. Menurutnya, dua ormas itu kalah dominasi dengan beberapa pengusaha tersohor saat ini.
Dua orang itu yakni Low Tuck Kwong, orang terkaya 54 dunia asal Indonesia tahun 2023. Total kekayaanya mencapai 25,5 miliar Dollar AS atau setara Rp 394,4 triliun.
Satunya lagi adalah Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Yang juga merupakan pengusaha.
Kwong kelahiran Singapura dan jadi warga RI. Dia pengusaha dan pemilik perusahaan batu bara bernama Bayan Resources. Hartanya menjadi bombastis dalam waktu singkat di era rezim Jokowi.
Faizal bilang, kedua orang ini punya usaha batu bara. Hartanya meningkat drastis di era Presiden Joko Widodo.
Khusus Luhut, ia bilang Luhut gonta-ganti jabatan dan bebas bertindak apapun yang dia mau. Bisnisnya meroket dan dengan cepat pengaruhnya jauh lebih besar dari partai palitik manapun di republik ini.
“Kedua tokoh adalah fakta dari segelintir orang berpengaruh di lingkaran kekuasaan negara yang mendulang berbagai faedah,” kata Faizal dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Minggu(2/6/2023).
Di luar sana, kata dia, jutaan rakyat menatap janji palsu Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Omong kosong!” ujarnya.
Menurut Faizal, keduanya menjadi kaya dari sumber potensi alam dan menguasai sentra-sentra strategis negara. Di sisi lain, Faizal menyorot peran NU dan Mugammadiyah.
“Tapi hari-hari yang ramai dipertentangkan adalah saling adu pengaruh antara ormas NU dan Muhammadiyah. Kedua elemen ini, jangankan mensejahterakan rakyat, soal putusan lebaran saja mereka saling bertengkar,” jelasnya.
Padahal, dua ornmas itu katanya kerap mengklaim paling berjasah, paling terbesar dan berdiri sebagai penjaga NKRI. Tapi bagi Faizal, ia melihat ormas tersebut sebagai sekumpulan orang bodoh.
LTerbukti kedua ormas bahlul itu tidak melahirkan pengusaha hebat seperti Low Tuck Kwong. Atau mengkader pengikutnya menjadi lebih hebat dari Luhut Binsar Panjaitan yang punya kuasa besar di pusat kekuasaan negara,” ketusnya.
Padahal jika ditelisik, menurut Faizal republik ini ada karena bagian dari partsipasi besar kedua ormas tersebut. Namun mereka mariginal dan mundur.
“Sudah saatnya kalian yang bangga dengan ormas NU dan Muhammadiyah keluar dari tempurung organisasi. Membuka diri, saling bersinergi dan bangkit bersama rakyat menggalang perubahan,” ucapnya.
Namun begitu, ia yakin NU dan Muhammadiyah punya hak dan kesempatan besar menjadi lokomotif perubahan untuk menghentikan ketidakadilan. Tidak hanya bangga dengan secuil kenikmatan dari sisa-sisa tulang pembangunan nasional.
“Buktikan bahwa di sarang kedua ormas tersebut bukan kumpulan intelektual terbodoh di negeri ini. Tapi, di wadah yang bersejarah dan terbesar tersebut, kalian tampil jauh lebih berkuasa dari oligarki. Bukan sebaliknya menjadi penonton apalagi budak rezim culas!” tandasnya.
(Arya/Fajar)
Sentimen: positif (99.9%)