Sentimen
Positif (100%)
29 Jun 2023 : 04.44
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Ibadah Haji, Idul Adha 1441 Hijriah, Sidang Isbat 1 Syawal, Salat Idul Fitri, sidang isbat

Teks Ceramah Idul Adha 2023: Haji dan Kurban adalah Syiar Islam

29 Jun 2023 : 04.44 Views 5

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Teks Ceramah Idul Adha 2023:  Haji dan Kurban adalah Syiar Islam

PIKIRAN RAKYAT - Idul Adha 2023 jatuh pada Kamis 29 Juni 2023 berdasarkan hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag). Sama seperti Idul Fitri, merayakan salah satu Hari Besar Islam itu juga dilakukan dengan melaksanakan salat id.

Tidak hanya salat id, umat Islam yang mampu juga melaksanakan ibadah haji dan berkurban pada bulan Zulhijah tersebut. Setelah selesai melaksanakan Salat Id, maka dianjurkan untuk melaksanakan khutbah yang akan disampaikan khatib.

Bagi anda yang sedang mempersiapkan khutbah Idul Adha 2022, teks berikut mungkin bisa digunakan sebagai salah satu referensi. Berikut teks khutbah Idul Adha 2023 berjudul 'Haji dan Kurban adalah Syiar Islam':

Baca Juga: Benarkah Tidak Boleh Makan Sebelum Sholat Idul Adha? Simak Penjelasan dan Hikmah di Baliknya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillah Ilham

Hadirin rahimakumullah, Alhamdulillah gemuruh suara takbir, tahlil, dan tahmid dikumandangkan oleh kaum muslimin di seluruh belahan bumi ini, sebagai ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat dan karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada kita.

Sehubungan dengan hari raya ini, saudara-saudara kita sedang menunaikan ibadah haji ke Baitullah tanah suci Makkah Al-Mukarramah. Kita doakan agar mereka memperoleh haji yang mabrur, karena haji yang mabrur adalah surga balasannya.

Hadirin rahimakumullah, dalam menunaikan ibadah haji dituntut tiga hal utama, yaitu tenaga, harta, dan jiwa.

Ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan tenaga, seperti pada waktu Thawaf, Sa’i, dan melontar jamarat atau selama dalam perjalanan haji. Begitu juga dalam perjalan haji, harus menyiapkan pembekalan harta yang cukup untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan.

Oleh karena itu, mengerjakan haji adalah kewajiban setiap orang Muslim yang manpu, mampu biaya, kesehatan, dan ilmu pengetahuan tentang manasik haji. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat 97 yang berbunyi:

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam".

Hadirin rahimakumullah, pada tanggal 9 dzulhijjah waktu Arab Saudi merupakan puncak ibadah haji bagi seluruh jemaah haji, yaitu wukuf di padang Arafah. Kemudian pada hari raya Idul Adha ini pula, agar menyembelih Hewan Kurban bagi yang mampu, yang merupakan syariat Nabi Ibrahim AS yang kemudian dilanjutkan dalam syariat Islam. Sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Q.S Al-Kausar ayat 1-3 yang berbunyi:

اِنَّاۤ اَعۡطَيۡنٰكَ الۡكَوۡثَرَؕ‏ ١

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانۡحَرۡ ؕ‏ ٢

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الۡاَبۡتَرُ‏ ٣

Artinya: "(1) Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. (2) Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! (3) Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)".

Baca Juga: Doa Menyembelih Hewan Kurban untuk Diri Sendiri dan Orang Lain

Rela berkurban bukan segampang apa yang kita ucapkan, karena berkurban harus didorong oleh rasa cinta, sebagaimana pepatah mengatakan “Tiada beban tanpa derita melainkan beban bahagia, tiada kurban tanpa cinta selain kurban yang sia-sia”.

Pepata tersebut dapat kita buktikan kebenarannya, bahwa seorang ayah tidak akan rela berkurban untuk anak dan istrinya jika dia tidak cinta kepada anak dan istrinya. Kemudian sedikit kita kembali kepada peristiwa Ibrahim terhadap anaknya Ismail dari pasangannya dengan Siti Hajar, melahirkan anak yang saleh yang diberi nama Ismail.

Setelah anak tersebut mulai hidup bersenang-senang dan sedang lucu-lucunya, pada suatu malam Ibrahim diperintakan oleh Allah SWT, didalam mimpinya untuk mengurbankan Ismail. Sudah berulang kali perintah tersebut, maka Ibrahim datang kepada anaknya Ismail, dia berkata seperti tercantum dalam Q.S As-Saffat ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?' Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar'.”

Maka akhirnya tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS membawa anaknya Ismail ke tanah lapang dan diiringi dengan takbir. Dengan tetesan air mata, kemudian didudukanlah Ismail anak satu-satunya yang sudah lama didambakan oleh seorang ayah, tiba-tiba harus dikurbankan. Maka pada waktu itu, sebelum terjadi penyembelihan, ada permintaan Ismail kepada Ayahnya.

Kisah ini ditulis dalam sebuah buku Duratun Nasihin Karya Usman Bin Hasan, yang diterjemahkan oleh Abu H.F. Ramadlon, permintaan Ismail adalah sebagai berikut:
1. Ikatlah tangan dan kakiku, supaya aku tidak bisa bergerak, yang nanti akan merepotkan Ayah.
2. Telungkupkan aku Ayah, lebih baik aku bercermin kepada bumi daripada bercermin ke mukamu Ayah, dan nanti ayah merasa kasihan kepadaku.
3. Singsingkan baju dan kainmu Ayah, supaya tidak kena percikan darah yang bisa mengecilkan pahalaku, dan jika dilihat ibuku nanti dia akan bersedih.
4. Tajamkanlah pisaumu Ayah, supaya mudah proses penyembelihan, karena proses maut itu pedih, Ayah.
5. Jangan Ayah biarkan anak-anak bermain ke rumahmu, karena nanti Ayah dan ibu akan teringat dengan kehidupanku.
6. Bawalah pulang bajuku, sampaikan salam kepada ibuku 'bersabarlah dalam menghadapi ujian Allah, dan bersabarlah dengan peristiwa ini'.

Kemudian Ayahnya mengucapkan ”Bismillahi-Allahuakbar” sambil memotong leher Ismail. Namun dengan kebesaran dan kekuasaan Allah, pisau yang disiapkan oleh Ibrahim tidak mampu memutuskan leher Ismail. Maka digantilah Ismail dengan seekor Kibas yang besar, dan selamatlah Ismail.

Baca Juga: Doa Ketika Menerima Daging Kurban

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Dengan dibukanya sedikit kisah Ibrahim dan Ismail, maka melalui mimbar ini saya ingin mengetuk hati kita semua, mari kita rela berkurban demi Allah, baik tenaga, harta, bahkan jiwa demi mencari ridho Allah. Karena salah satu tanda kita mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita semua adalah berkurban.

Jika ada di antara kita yang telah mempunyai kecukupan tapi tidak mau berkurban, maka ancaman Rasulullah SAW sangat keras, sebagai mana Haditsnya:

"Barang siapa yang mempunyai kecukupan untuk berkurban dan ia tidak suka, maka janganlah dekat-dekat tempat salat kami (masjid)".( HR. Ahmad dan Ibnu Majah )

Rasa kurban harus kita tumbuhkan pada diri kita masing-masing, dalam rangka untuk mencari ridho Allah. Kita pupuk persatuan di antara kita, terjadi suatu perbedaan jangan sampai menjadikan kita umat yang berpecah-belah, karena kebenaran yang mutlak hanya di tangan Allah. Tidak perlu saling menyalahkan antara kita.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Mari kita sama-sama meningkatkan syi’ar agama Islam ini dengan cara menunaikan ibadah Haji bagi yang sudah mampu, dan memotong hewan kurban bagi kita yang belum mampu menunaikan ibadah haji.

Selain itu, mari kita tumbuhkan kesadaran kita masing-masing untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam rangka untuk mencari ridho-Nya, dan senatiasa kita berdoa semoga Allah selalu memberikan rizki kepada kita. Sehingga kita dapat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah Al-Mukarramah atau melaksanakan kurban pada tahun yang akan datang.

Baca Juga: Apakah Boleh Berkurban dengan Kerbau? Berikut Penjelasannya

Demikianlah, semoga khutbah yang singkat ini ada manfaatnya bagi kita semua Amiiin ya Rabbal alamin. Mengakhiri khutbah ini, mari kita berdoa kepada Allah SWT:

"Ya Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, pada hari ini kami berkumpul merayakan hari yang Engkau agungkan, hari yang sangat bersejarah bagi kami yang mengakui keMahabesaranMu. Kami memohon kepadamu, limpahkanlah rahmat dan kasih sayang kepada kami, kuatkanlah iman kami sehingga kami mampu menjalankan semua yang Engkau perintahkan dan meninggalkan semua larangan-Mu.

Ya Allah, Ya Ghaffâr, ampunilah dosa dan kesalahan kami, dosa dan kesalahan orang tua kami, pemimpin kami, serta seluruh kaum Muslimin yang telah mendahului kami.

Ya Allah, anugerahkan pula kepada kami hati yang pandai bersyukur, sehingga kami dapat mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami. Kami memohon pula,
kiranya Engkau memberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan-cobaan dunia, dan hanya bantuan-Mulah yang senantiasa kami harapkan untuk mengatasinya.

Ya Allah ya Tuhan kami, limpahkanlah rezeki yang Engkau berkati dan jadikanlah rezeki itu sebagai alat untuk memperkokoh silaturahim di antara kami, dan bukan menjadi bala’ atau sumber bencana atas kami.

Ya Allah, ya Mujibassailin, perkenankanlah doa-doa kami ini".***

Sentimen: positif (100%)