AKURAT.CO, Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bekerja sama dengan kepolisian daerah berhasil menangani sebanyak 494 laporan polisi tentang kasus perdagangan orang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan dari laporan tersebut Satgas berhasil mengamankan 580 tersangka.

"Untuk modus terbanyak yakni dengan mengiming-imingi korban akan bekerja sebagai pekerja migran Indonesia atau pekerja rumah tangga. Modus ini tercatat ada 375 kasus," ujar Ramadhan dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Jumat (23/6/2023).

baca juga:

Dia mencontohkan kasus yang berhasil diungkap Polsek Batu Ampar, Barelang, Kepulauan Riau. Dua korban mengaku dijanjikan bekerja di tempat biliard di Malaysia dengan iming-iming gaji Rp 10 juta per 10 hari padahal pengiriman dilakukan ilegal.

"Lalu, ada lagi kasus yang diungkap oleh Polsek Kualuh Hili, Polres Labuhanbatu, Polda Sumatera Utara. Dalam kasus ini, aparat mengamankan beberapa TKI yang pulang dari Malaysia secara tidak sesuai dengan prosedur," kata Ramadhan.

"Bahkan, untuk kepulangan ke Indonesia, para TKI ini harus dengan cara masuk ke dalam air laut untuk menuju perahu motor. Tak hanya disitu, para korban setelah berangkat naik perahu motor juga ditempatkan ke pinggir pantai yang banyak semak-semak, sebelum akhirnya dijemput menggunakan motor," sambungnya.

Tak hanya dijadikan pekerja migran ilegal, kata Ramadhan, modus dijadikan Pekerja Seks Komersial (PSK) juga mendominasi ratusan kasus perdagangan orang yang berhasil diungkap Satgas.

"Angka dalam kasus ini yakni sebanyak 132. Modus ini mempekerjakan korban wanita bahkan ada yang di bawah umur sebagai PSK melalui telepon atau aplikasi online," jelasnya.

Berdasarkan dari ratusan pengungkapan kasus TPPO ini, lanjut Ramadhan, Satgas TPPO Polri berhasil menyelamatkan sebanyak 1.671 korban.

"Dari ratusan kasus yang ditangani Satgas TPPO Bareskrim Polri beserta Polda jajaran, kami telah berhasil menyelamatkan sebanyak 1.671 korban. 762 korban perempuan dewasa, 96 korban perempuan anak, 764 korban laki-laki dewasa, dan 49 korban laki-laki anak," tuturnya.

Ramadhan menambahkan, dari ratusan kasus yang telah diungkap, untuk saat ini perkembangannya adalah terdapat 92 kasus yang masuk ke dalam tahap penyelidikan. Sementara 375 kasus lainnya dalam tahap penyidikan dan satu kasus yang dinyatakan telah lengkap atau P21.[]