Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Idul Adha 1441 Hijriah
Hewan: Sapi, Kambing, Domba
Tokoh Terkait
Jelang Idul Adha, Pasar Sapi di PHTP Masih Sepi
Krjogja.com
Jenis Media: News

KULONPROGO - Dampak ekonomi karena penyakit hewan (terutama sapi) pada perekonomian masyarakat petani begitu nyata. Salah satu tandanya adalah sepinya pasar sapi di Pasar Hewan Terpadu Pengasih (PHTP) meskipun menjelang Idul Adha. Senin (19/06/2023) merupakan hari Legi (hari pasaran Jawa) dimana jadwal pasar ternak di PHTP ada 2 los ternak yang isi sapi dari 8 los yang ada.
Meskipun belum full akan tetapi ini pertanda baik, karena menurut Drh Joko Purwoko Medik Veteriner Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan (Dipertapa) Kabupaten Kulonprogo, sudah sejak bulan Februari shelter sapi di pasar hewan terpadu kosong (tidak ada pedagang yang jualan sapi) semenjak merebak virus Limpy Skin Disesase (LSD) atau lato lato sapi. Kasus LSD pertama dijumpai di Kulonprogo pada Januari 2022. Sudah tiga legi ini pasar sapi isi.
Hal senada disampaikan Sunarto seorang peternak dari Kepek Pengasih, yang menjadi salah satu peternak yang kehilangan 1 dari 4 ekor sapi yang sedianya disiapkan untuk hari raya kurban. Sapi yang harga normalnya di atas Rp 20 juta harus rela dilepas karena terkena LSD dengan harga Rp 2,5 juta.
LSD penampakan penyakit kulit berbenjol. Ini jenis penyakit menular pada sapi dan kerbau yang disebabkan virus. Penyakit ini dicirikan dengan adanya nodul-nodul yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh.
Ditambahkan Joko, LSD dapat disembuhkan dengan perawatan intensif dari Puskeswan dan peternak, namun tidak atau belum semua peternak memahami cara perawatannya, sehingga tidak menutup kemungkinan kejadian seperti dialami Pak Sunarto. Jenis penyakit ini sangat mudah menular lewat interaksi ternak atau orang yang pernah berkunjung ke kandang yang ada ternak terinveksi LSD.
"Bedanya kasus LSD belum atau tidak dijumpai pada kambing dan domba, melainkan hanya pada sapi dan kerbau. Sampai dua bulan setelah terkena LSD biasanya masih ada tampak botak botak kecil pada bulu sapi di beberapa bagian, namun lama-lama bisa hilang sama sekali dan normal seperti biasa," pungkas Joko.
Prof Dr Bambang Suwignyo Dosen dan Pemerhati Peternakan, berharap LSD segera sirna dan kehidupan perekonomian peternak kembali normal. Untuk antisipasi LSD sudah ada vaksin dan bukan termasuk zoonosis (menular ke manusia), serta tidak semasif PMK. "Namun demikian sangat disarankan jika peternak mendapatkan ternak sapinya mengalami tanda-tanda LSD segera datangi dokter hewan terdekat," tandas Bambang. (Wid)
Sentimen: negatif (97.7%)