JEDDAH, AYOBANDUNG.COM- Sembilan jam perjalanan di tempuh para jemaah haji Indonesia dalam prosesi ibadah haji.

Perjalanan 9 jam tersebut dilakukan para jemaah haji Indonesia dari Tanah Air ke Arab Saudi.

Tentunya perjalanan selama 9 jam tersebut banyak berpengaruh bagi kondisi kesehatan para jemaah haji Indonesia.

Baca Juga: Polda Jabar Temukan 25 Perusahaan yang Salurkan PMI Secara Ilegal

Kondisi tersebut utamanya memengaruhi kondisi kesehatan para jemaah haji lansia.

Apalagi mungkin ada beberapa jemaah haji lansia yang mungkin baru pertama kali menggunakan pesawat dan juga baru pertama kali bepergian ke luar negeri.

Pada tahun ini, jumlah jemaah haji lansia mencapai sekitar 67 ribu. Pemerintah menaruh perhatian serius terkait jemaah haji lansia ini dengan membentuk petugas haji yang khusus melayani jemaah lansia.

Selama dalam perjalanan di pesawat, para jemaah haji diimbau untuk menjaga kesehatannya dengan baik.

Baca Juga: Jelang Hari Raya, Simak Rekomendasi Kuliner Idul Adha dari Berbagai Negara Berikut Ini

Karena proses menunaikan ibadah haji cukup panjang yang membutuhkan ketahanan fisik yang prima.

Dr Ane Dwi Sari dari Pos Kesehatan Bandara King Abdul Aziz di Jeddah menyatakan, terapat beberapa masalah yang dialami jemaah haji lansia selama penerbangan.

"Di pesawat, jemaah haji lansia tidak mau makan dan tidak mau minum, sama kaki bengkak," katanya.

Karena itu, ia mengimbau kepada para jemaah untuk melakukan streching atau olahraga ringan selama berada di pesawat dari Tanah Air menuju Arab Saudi.

Baca Juga: Segini Gaji Lionel Messi di Inter Miami AS dan Benzema di Al Ittihad Arab Saudi, Gedean Mana?

"Ada gerakan peregangan yang bisa dilakukan jemaah haji selama perjalanan di pesawat. Yakni gerakannya stretching tangan kanan dan kiri, kaki juga digerakkan 8 kali. Tiap gerakan baik tangan maupun kaku 8 kali. Kepala miring ke kanan dan ke kiri juga 8 kali," ungkapnya.

Khusus bagi lansia, kesehatan harus dijaga selama menunggu keberangkatan ke Embarkasi. Salah satunya dengan mengonsumsi obat-obatan secara rutin dan teratur.

"Diharapkan minum obat teratur. Selama penerbangan tetap mengonsumsi obat kalau memang ada sakit, kalau ada keluhan lapor ke dokter kloternya, supaya kita bisa koordinasi, supaya jika kondisinya buruk atau jelek bisa secepatnya ditangani ketika sampai di bandara," terangnya.***