Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Paris
Kasus: kecelakaan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Kaos "No One Left Behind' Untuk Yenny Wahid Di IFSC World Cup, Sarat Pesan Moral Dari Warga Dilans
Akurat.co
Jenis Media: News

AKURAT.CO Ajang International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Climbing Cup 2023 di Jakarta menjadi momen bagi Indonesia Big Wall Expedition (Ibex) bersama Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (Dilans) Indonesia mengkampanyekan pentingnya inklusi sosial.
Inklusi sosial, isu penting lainnya selain krisis iklim dan disabilitas yang dibawa dalam misi 1st Earth Expedition kolaborasi Ibex dan Dilans Indonesia ke Taman Nasional Yosemite, Amerika.
Presiden Dilans Indonesia, Farhan Helmy menjelaskan, kampanye ini sekaligus untuk mengingatkan ada lebih dari 1 miliar orang penyandang disabilitas di dunia, dan sekitar 23 juta di antaranya berada di Indonesia.
baca juga:
Bertepatan pembukaan IFSC World Climbing Cup 2023 di Lot 6 Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (6/5/2023) malam, Dilans Indonesia bertemu Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid.
Dalam kesempatan itu, Farhan Helmy (60) sekaligus menyerahkan langsung kaos bertuliskan "NO ONE LEFT BEHIND" kepada Yenny Wahid.
"Para pemanjat tebing dan pendaki adalah saksi hidup yang bisa menyaksikan dan merasakan langsung berbagai perubahan bentang alam yang mempunyai dampak pada perubahan iklim," tutur Farhan di lokasi.
Farhan mengingatkan tentang dahsyatnya dampak perubahan iklim sudah dan akan terus dirasakan saat ini. Bahkan ke depan seperti bencana hidrometeorologis, terganggunya berbagai produksi komoditas, dan berbagai pengaruhnya pada isu kesehatan.
Presiden Dilans Indonesia, Farhan Helmy berbincang dengan mendiang istri Presiden ke-4 RI, Sinta Nuriyah Wahid di Jakarta, Sabtu (6/5/2023). (AKURAT.CO)
"Karenanya saya dengan bangga menyampaikan kaos "NO ONE LEFT BEHIND" pada acara pembukaan IFSC World Climbing Cup kepada Yenny sebagai pengingat dan penyemangat," ucap Farhan.
Menurut Farhan yang hadir dengan kursi roda elektriknya, ada peran yang bisa dimainkan oleh FPTI dalam mendorong percepatan agenda krisis iklim, disabilitas, dan inklusi sosial.
FPTI juga bisa menjadi bagian dalam mempromosikan kawasan panjat tebing dan dinding yang ramah bagi warga Dilans.
"Kata sahabat saya di Ibex, paling tidak lebih dari 300 lokasi panjat tebing dan dinding yang bisa menjadi contohnya," sebut Farhan yang yang lumpuh kaki usai kecelakaan lalu lintas pada 2015 silam.
Merujuk hasil temuan para peneliti yang tergabung dalam IPCC, bahwa perlunya membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius. Jika melewati ambang batas 1,5 derajat Celsius berisiko melepaskan efek perubahan iklim yang jauh lebih parah pada manusia, satwa liar, dan ekosistem.
"Komitmen berbagai negara dunia yang sudah menyepakati untuk mengatasinya masih jauh dari harapan Paris Agreement menuju ke sasaran ini. Agregat global, masih berada pada kisaran rerata 2,7 derajat Celcius. Masih defisit," terangnya.
Pengurangan emisi setengah emisi global di tahun 2030, dan tercapainya "net zero" di tahun 2050 dinilainya masih memerlukan tantangan. Oleh karena itu, Farhan kembali mengingatkan seluruh warga dunia harus bersama-sama secara serius menghadapi perubahan iklim yang terjadi dan berkomimen pada tantangan peradaban saat ini dan ke depan.
"Berbagai cara dan pilihan agar kita selamat menghadapinya sudah ditunjukkan oleh para ilmuwan ini. Hanya keinginan kuat untuk mengubah dan beradaptasi ke pembangunan yang rendah emisilah yang harus dijalankan. Tidak ada pilihan lain. Planet bumi hanya satu, tak ada yang lain dan layak bisa dihuni," tegas Farhan yang juga dikenal sebagai pakar perubahan iklim.
Farhan pun menyampaikan rasa kagumnya terhadap istri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah yang juga hadir saat pembukaan IFSC World Cup di GBK Jakarta.
"Saya juga mendapatkan kesempatan untuk berdialog relatif lama dengan Ibu Sinta Nuriyah Wahid. Semangatnya luar biasa, masih jernih pandangannya," puji Farhan.
"Ibu luar biasa yang saya kagumi ini juga patut menjadi penyemangat setiap aktivis yang tidak lelah memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, minoritas maupun keberagaman. Gagasan yang juga melekat pada Gus Dur, almarhum suaminya, Presiden Indonesia keempat yang luar biasa," ujarnya pula.
Menurut Farhan, Nuriyah Wahid sangat antusias dengan pergerakan Dilans Indonesia selama ini. Ia berharap suatu ketika ibu dari Yenny Wahid tersebut bisa turut bergabung.
"Beliau seorang difabel berkursi roda sejak lama. Atensi dan perasaan yang sama yang dirasakan warga Dilans. Tentunya suatu saat yang tidak terlampau lama, bisa ikut serta menjadi bagian luas pergerakan DILANS Indonesia dalam perlindungan dan pemenuhan haknya. Senang mendengar antusiasmenya," kata Farhan.
Sebagai info, 1st Earth Expedition IBEX dan Dilans Indonesia akan berlangsung selama sebulan, yakni 15 Juni - 15 Juli 2023 dengan jumlah delegasi 10 orang, terdiri dari lima orang pemanjat, seorang di antaranya pemanjat difabel Sabar Gorky. Sisanya adalah tim pendukung secara logistik, dokumentasi, maupun jejaring organisasi.
"Seorang ilmuwan akan dilibatkan untuk melihat langsung apa yang ada di kawasan Yosimite yang legendaris ini. Mudah-mudahan pengalaman dan pengetahuan ini akan bisa dibagi kepada siapapun termasuk kepada warga penyandang disabilitas," tandas Farhan.[]
Sentimen: positif (79.9%)