LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Pada saat ini pengajuan pengadaan formasi ASN pada seleksi CPNS dan PPPK 2023 pada e-formasi telah resmi ditutup oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Sebelumnya telah disepakati bahwa usulan pengadaan formasi pada seleksi CPNS dan PPPK 2023 ditutup hingga 30 April 2023, namun hingga kini masih terdapat instansi pemerintah maupun daerah yang tidak mengindahkan hal ini.

Ketegasan dari pihak Kemenpan RB ini mendapat tanggapan keras dari pihak tenaga honorer khususnya K2 tenaga teknis administrasi.

Baca Juga: Targetkan 2,3 Juta Honorer 2023 Diangkat Jadi PPPK, Catat Rincian Formasi Daerah dan Pusat!

Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya instansi pusat maupun daerah serta lembaga yang belum mengajukan usulan formasi ASN pada jabatan yang selama ini mereka isi.

Protes tersebut disampaikan langsung oleh Sahirudin Anto selaku Ketua Umum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) kepada Asisten Deputi Perancangan Jabatan, Perencanaan, dan Pengadaaan Sumber Daya Manusia Aparatur Aba Subagja.

Sahirudin mempertanyakan terkait nasib tenaga teknis administrasi akan dibawa kemana jika formasi yang diajukan pada seleksi CPNS dan PPPK 2023 sangat minim.

Ia juga memikirkan kelanjutan nasib 2,3 juta tenaga honorer yang telah masuk dalam database BKN jika instansi pusat dan daerah yang belum mengajukan formasi tidk diberi kesempatan untuk memberikan formasi kebutuhan ASN pada tahun 2023.

Baca Juga: Menpan RB Bocorkan Formasi CPNS dan PPPK 2023 Terbaru, Tenaga Honorer Golongan Ini Kembali Gigit Jari!

Tidak menutup kemungkinan jika diantara 2,3 juta tenaga honorer tersebut ada yang berada di instansi yang belum mengusulkan formasi ASN 2023 itu.

Hingga saat ini masyarakat belum ada yang mengetahui apakah Kemenpan RB telah melakukan pemetaan yang tepat sasaran kepada 2,3 juta tenaga honorer yang berasal dari seluruh Indonesia.

Sahirudin menilai saat ini pemerintah hanya terfokus pada penanganan tenaga honorer yang berasal dari bidang keguruan, tenaga kesehatan dan juga penyuluh.

Pria yang kerap disapa Udin tersebut juga menghimbau kepada pemerintah agar tidak terlalu fokus pada tenaga honorer guru, nakes, dan penyuluh, karena pada kenyataannya masih banyak tenaga honorer teknis dan tenaga kependidikan yang belum tersentuh kesejahteraan.

Baca Juga: Soal Peristiwa Honorer Gugur Massal di Seleksi PPPK Tenaga Teknis 2022, Menpan RB Minta Reformulasi