PIKIRAN RAKYAT - Ayah D, Jonathan Latumahina menyampaikan kondisi anaknya setelah mendapatkan tindak penganiayaan oleh Mario Dandy. Menurutnya, D seperti orang meninggal tapi masih bernafas saat pertama kali dirawat di rumah sakit.

"Artinya seperti orang meninggal tapi masih bernafas, karena ketika disenter matanya tidak ada respon sama sekali," kata Jonathan Latumahina.

Jonathan Latumahina menjelaskan bahwa skala yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesadaran memiliki 15 untuk orang normal, sementara D hanya memiliki skala tiga saat itu.

"Skala ini parameternya ada tiga yakni penglihatan, respon pendengaran, dan respon gerak. Nah D terhitung tiga artinya masing-masing satu," ujarnya.

Baca Juga: Update 3 Avsec Bandara Soekarno-Hatta Dipecat, Habib Bahar Bakal Lawan PT Angkasa Pura II

Terkait perawatan D, kata Jonathan, tim dokter RS Mayapada sudah melakukan banyak tindakan seperti operasi trakeostomi hingga membuat lubang di tenggorokan karena diffuse axonal injury tahap kedua bisa pulih ketiga oksigen bisa sampai ke otak.

Sampai saat ini pada hari ke-43 perawatan, D sudah menjalani banyak terapi dan kesehatannya mengalami kemajuan dalam nilai kuantitatif, artinya D sudah bisa makan, minum, hingga membuang kotoran.

Selain itu, Jonathan berharap D bisa lebih responsif seperti bisa tersenyum dan menangis agar kesadaran kualitatifnya bisa pulih. "Kondisi David saat ini menjadi dua terapi yakni kesadaran kualitatif kognitif terkait otak bekerja dan kesadaran kuantitatif motorik untuk menangani saraf," tuturnya.

Jonathan melanjutkan saat ini D belum bisa bersekolah dalam batas waktu yang tidak bisa ditentukan, mengingat kondisinya masih menjalani terapi secara ketat.

Baca Juga: Habib Bahar Sebut Angkasa Pura Telah Merampas Hak Ketiga Avsec yang Dipecat: Mereka Punya Anak-Istri

"Terkait penilaian, dokter menyampaikan butuh enam bulan sampai satu tahun untuk waktu penyembuhan anak kami," ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam laman Antara.

Kuasa hukum D, Mellisa Anggraini berharap tersangka Mario Dandy dan Shane bisa segera muncul dalam proses persidangan untuk membuktikan seperti apa penganiayaan yang dialami D.

"Kalau kita melihat orangtua MDS menangis pada waktu memberikan keterangan pada media, kami tidak melihat itu sebanding dengan apa yang dialami dengan anak korban," tutur Mellisa.

Baca Juga: Habib Bahar Bandingkan Pengawalan Ulama Lain dengan Dirinya: Ini Diskriminatif

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjadwalkan agenda pemeriksaan anak AG pada Selasa, 4 April 2023. Pemeriksaan AG beserta sepuluh daksi dan empat ahli yakni dua dokter, satu ahli pidana, dan satu digital forensik akan berlanjut besok.

Pelaku lain juga diagendakan untuk diperiksa, Mario Dandy dan Shane akan datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan secara langsung.***