Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Event: Ramadhan
Kab/Kota: bandung
Materi Kultum Ramadhan 2023 : Renungan Sabar di Bulan Puasa
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Baca materi kultum Ramadhan 2023 pada artikel ini.
Untuk kali ini materi kultum Ramadhan 2023 bertemakan renungan sabar Ramadhan.
Tentunya materi kultum Ramadhan 2023 dengan tema renungan sabar Ramadhan bisa menjadi referensi bagi kalian.
Baca Juga: Hindari Tindak Kekerasan, Polda Jabar Larang Sahur On The Road Selama Ramadhan
Diketahui bahwa materi kultum Ramadhan 2023 banyak dicari apalagi pada bulan puasa kali ini
Oleh karena itu materi kultum Ramadhan 2023 dengan tema renungan sabar Ramadhan dapat kalian bawakan.
Lantas seperti apa materi kultum Ramadhan 2023 yang bertemakan renungan sabar Ramadhan tersebut?
Berikut di bawah ini merupakan materi kultum Ramadhan 2023 yang Ayobandung kutip dari nu.or.id.
Baca Juga: Berkah Ramadhan, 6 Bansos Ini Akan Cair Selama Bulan Puasa Hingga Hari Raya Idul Fitri 2023
Materi Kultum Ramadhan 2023, Renungan Sabar Ramadhan
Di bulan puasa Ramadhan tentunya kita belajar melatih rasa sabar yang ada dalam diri kita.
Pada bulan suci tersebut kita menahan lapar dan haus dan hal lainnya dimana itu membutuhkan kesabaran.
Dalam kitab Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, Sayyid Abdul Aziz al-Darani mengutip ayat Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 153):
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Baca Juga: Bocoran Penerima Bantuan Pangan Selama Ramadhan 1444 H Langsung dari Kemensos, Cek Sekarang di Sini
Dalam ayat tersebut, Sayyid Abdul Aziz al-Darani memberi ajaran pada manusia agar meminta pertolongan kepada Allah supaya dimudahkan untuk dapat keberuntungan akhirat serta selamat dari kesusahan.
Meminta pertolongan (isti’ânah), kata Sayyid Abdul Aziz al-Darani, harus bersandar pada kesabaran dan pengendalian diri. dirinya mengatakan:
“bish shabri ‘alâ mâ tukrihûn wa habs nufûsikum ‘ammâ tasytahûn”
Artinya: "Dengan bersabar atas sesuatu yang kalian tidak sukai dan menahan diri kalian dari sesuatu yang kalian syahwati/hasrati" (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003, h. 150).
Baca Juga: Penukaran Uang di BRI saat Ramadhan Ada di 391 Kantor Cabang
Puasa sendir melatih manusia agar mampu melakukan segala yang tidak disukainya. Terkait puasa, tentu berat menahan lapar dan haus dari matahari terbit hingga tenggelam.
Namun keimanan manusia terhadap Allah yang menjadikannya rela melakukan hal tersebut, hingga tanpa kita sadari kesabaran sudah hadir dalam diri kita.
Demikian sebaliknya dengan puasa juga manusia dilatih agar mampu bersabar ketika segala sesuatu yang diimpikannya tidak terwujud.
Menahan segala hasrat mulai dari rasa lapar, haus juga tentunya hawa nafsu, dan tanpa sadari sabar muncul dalam diri kita.
Baca Juga: Cek Jadwal Imsak 2023 dan Waktu Buka Puasa di Kota Bandung Tanggal 1-30 Ramadhan 1444 H Lengkap
Menurut Imam Mujahid, kata “ash-shabr” dalam surah al-Baqarah: 153 adalah puasa. Ia mengatakan, “ash-shabru hunâsh shaum” (sabar di sini adalah puasa).
Sayyid Abdul Aziz al-Darani tertulis dalam kitabnya:
وقال مجاهد: الصبر هنا الصوم. فمعناه استعينوا بالصوم والصلاة علي نيل ما ترجون ودفع ما تخافون
Artinya: “Imam Mujahid berkata: ‘ash-shabr’ di sini adalah puasa. Maka maknanya adalah, ‘minta pertolonganlah kalian dengan puasa dan shalat agar kalian dapat memperoleh apa yang kalian harapkan dan terhindar dari apa yang kalian takuti.” (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, 2003, h. 150).
Baca Juga: 3 Contoh Teks Kultum Ceramah Tarawih Ramadhan 1444 H, Singkat dan Mudah Dihafal
Pada satu sisi bersabar melakukan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan serta menahan diri dari hasrat. Tetapi di sisi lain puasa bisa mengantarkan manusia supaya mendapatkan apa yang diharapkannya serta terhindar dari apa yang ditakuti.
Keduanya sisi tersebut merupakan proses yang saling melengkapi. Dimana manusia berusaha melatih diri agar bersabar serta menahan diri. Lalu manusia mengamalkannya dengan sungguh-sungguh, maka hasilnya akan sesuai yang diharapkan.
Karena pada dasarnya pelatihan atau pendidikan pasti menuju kepada suatu tujuan. Contohnya tujuan dari belajar yaitu untuk menambah pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat.
Meminta pertolongan atau “isti’ânah” yakni suatu bentuk deklarasi kemakhlukan kita kepada Allah. Manusia tidak mungkin mampu bergerak, bernapas, berkedip, berjalan, berdiri, dan lainnya tanpa seizin Allah.
Baca Juga: Materi Kultum Ramadhan 2023 : Renungan Syukur Ramadhan
Manusia sangat lemah untuk itu sangat membutuhkan pertolongan Allah, dalam situasi apapun bahkan untuk tetap berada dijalan-Nya.
Manusia tidak mungkin bisa melakukan semua itu sendirian tanpa bantuan Allah. Jika merasa mampu berarti kita sudah dekat dengan kelalain.
Manusia yang seperti itu disebut Sayyid Abdul Aziz al-Darani dengan sebutan, “yâ râqidan fî ghaflah” (wahai orang yang tidur dalam kelalaian), “yâ qâ’idan ‘ammâ umir” (wahai orang yang duduk [malas-malasan] dari [melakukan] sesuatu yang diperintahkan) (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, 2003, h. 151).
Apabila kita merasa terpanggil dapat diartikan hati kita terbuka dan bisa untuk memperbaiki kesalahan dan kelalaian kita.
Baca Juga: Contoh Teks Ceramah Kultum Ramadhan 1443 H Tentang Nuzulul Quran
Sebaliknya jika tidak merasakan apapun itu berarti hati telah terkunci dan cara membukanya dengan meminta pertolongan (isti’anah).
Dipastikan semua orang pernah lalai serta pernah merasakan malas dalam mengerjakan sesuatu yang telah diperintahkan.
Untuk itu manusia membutuhkan pertolongan meski hati kita tidak menyadari telah lalai, sehingga secara bertahap akan membuat sadar terhadap kesalahan dan kelalaian dalam hati.
Sebab itu isti’anah sendiri merupakan suatu pernyataan kehambaan seorang hamba. Selain itu, “isti’anah” bisa menjadi penjaga diri kita dari kelalaian.
Baca Juga: Referensi Materi Teks Ceramah Kultum Ramadhan 2022 Tema Hikmah Puasa
Ramadhan kali ini merupakan saat yang tepat dalam memulai semuanya dari awal, bahkan bagi manusia yang telah bertahun-tahun istiqomah menjaga dari kelalaian.
Karena kelalaian pasti akan mendatangi manusia selama hidup, kemudian rasa sabar dibutuhkan selalu hingga meninggal nanti. Wallahu a’lam bish-shawwab.
Itulah dia merupakan materi kultum Ramadhan 2023 dengan tema renungan sabar Ramadhan yang bisa dibawakan tentunya.***
Sentimen: positif (94.1%)