Sentimen
Netral (72%)
24 Mar 2023 : 17.50
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: covid-19

Soroti Kondisi Alam Asia Tenggara, CDP Desak Perusahaan Mulai Mewaspadai Krisis Lingkungan Jum'at, 24/03/2023, 17:50 WIB

24 Mar 2023 : 17.50 Views 9

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

Soroti Kondisi Alam Asia Tenggara, CDP Desak Perusahaan Mulai Mewaspadai Krisis Lingkungan
Jum'at, 24/03/2023, 17:50 WIB

Warta Ekonomi, Jakarta -

Organisasi nirlaba global sebagai platform pelaporan lingkungan dunia yakni CDP melaporkan bahwa Kawasan Asia Tenggara menunjukkan peningkatan pelaporan dan aksi lingkungan oleh perusahaan swasta sebesar 47% pada 2022, atau dengan total 493 perusahaan.

Di samping peningkatan itu, Director Southeast Asia & Oceania CDP menilai, perusahaan-perusahaan tersebut masih butuh kepemimpinan dan komitmen lebih besar terhadap perlindungan alam.

Baca Juga: Isu Bukber Pejabat Dilarang Gegara Jokowi Khawatir Akan Umat Islam, Gus Yaqut: Dia Sangat Concern...

"Jadi meskipun kami merasa sangat optimis melihat pertumbuhan pelaporan dan keterbukaan terkait dampak lingkungan di kawasan Asia Tenggara, kami mendorong semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen dan bertindak lebih ambisius dan menunjukkan kepemimpinan yang lebih baik, untuk kawasan Asia Tenggara dan untuk dunia," ungkapnya, dalam acara Penghargaan dan Peluncuran Kantor Baru CDP, di Jakarta, dikutip Jumat (24/3/2023).

Berdasarkan catatan CDP, dari total pelaporan, sebanyak 482 perusahaan melaporkan emisi, target, dan aksi iklim mereka melalui kuesioner perubahan iklim CDP.

Namun demikian, pelaporan kuesioner terhadap tata kelola hutan dan ketahanan air masih tertinggal, tercatat hanya 35 perusahaan tentang hutan.

Sementara, 123 perusahaan lainnya melaporkan pada kuesioner tentang ketahanan air. Serta, hanya 20 perusahaan (atau setara 4%) yang melaporkan di ketiga tema tersebut.

Baca Juga: Kontroversi Bukber Pejabat Dilarang, Manuvernya Jokowi Disorot Tajam: Rezim Takut Umat Islam Bersatu

"Komitmen lingkungan dari perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara perlu lebih ditingkatkan. Laporan ini menunjukkan hanya 4% perusahaan memiliki target iklim berbasis sains (Science Based Target) dan sekitar 5% perusahaan memiliki target pengurangan pencemaran air," tulis CDP dalam keterangan resminya.

Diketahui, dari catatan tersebut, hanya 5 perusahaan di Asia Tenggara yang berhasil masuk ke dalam daftar A (A-List) CDP pada tahun 2022, yaitu perusahaan yang menunjukan performa terbaiknya dalam aksi lingkungan dibandingkan dengan 330+ perusahaan secara global.

"Empat dari lima perusahaan tersebut berkantor pusat di Thailand dan satu di Singapura," ungkap CDP.

Baca Juga: Puan Maharani Temui Jokowi Hari Ini, Minta Wejangan Sebelum Ikut Pilpres?

Lebih jauh, laporan CDP ini menyoroti bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara sesungguhnya memahami urgensi dari situasi yang ada dan dapat memperkirakan bahwa dampak finansial dari risiko dari perubahan iklim, hutan, dan ketahanan air akan jauh melebihi biaya untuk mengendalikan risiko tersebut.

"Dampak lingkungan dari rantai pasok juga masih dianggap kurang penting oleh perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara. Keterlibatan rantai pasok masih dianggap hanya sebagai sesuatu yang “baik untuk dimiliki”, bukan sebagai hal yang “harus dimiliki” atau sebuah keharusan. Hanya 31% perusahaan yang melaporkan bahwa mereka melibatkan pemasok mereka dalam memerangi isu terkait iklim," terang CDP.

Padahal, secara global, untuk mencapai emisi nol bersih (net-zero), konservasi alam dan jasa ekosistem secara memadai, diperlukan tindakan kolektif dari pemerintah, investor, perusahaan, dan masyarakat agar kita dapat mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim.

Baca Juga: Mendadak Jokowi Larang Bukber Gegara Covid-19, Dokter Tifa Terheran-heran: Masih Ingat, Bapak?

"Data CDP menunjukkan bahwa degradasi hutan dan air menimbulkan risiko material yang nyata bagi bisnis namun hal ini masih diremehkan dan diabaikan akan ada biaya yang besar untuk kawasan ini jika tidak ada tindakan serta langkah yang diambil secara lokal dan global," katanya.

Baca Juga: Soroti Sindiran ke Perppu Ciptaker, Sosok Ini Nggak Nyangka Faldo Ternyata Mantan Ketua BEM UI: Kasihan Masih Muda…

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News.

Sentimen: netral (72.7%)