Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Umroh
Grup Musik: APRIL
Kasus: penganiayaan
Tokoh Terkait
Sindir Kemenkeu Soal Transaksi Dana Mencurigakan Sebesar Rp300 Triliun, Mahfud MD: Kesibukan Luar Biasa!
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

AYOBANDUNG.COM -- Menkopolhukam Mahfud MD sindir Kementerian Keuangan atau Kemenkeu soal transaksi dana mencurigakan yang mencapai Rp300 triliun.
Nominal dana mencurigakan sebesar Rp300 triliun tersebut menurut Mahfud MD merupakan akumulasi dari transaksi sejak tahun 2009 hingga 2023.
Mahfud MD menyebut bahwa dana mencurigakan sebesar Rp300 triliun tersebut diabaikan dan tidak ada respons dari Kemenkeu.
Menurut Mahfud MD, ada laporan transaksi mencurigakan itu yang setidaknya berjumlah 160 laporan, dan diduga menyeret 460 pegawai di Kementerian Keuangan atau Kemenkeu.
Mahfud MD menyebut, dari seluruh laporan yang masuk sejak 2009 hingga 2023, laporan tersebut tidak ada kelanjutan informasi.
Baca Juga: Mudik Gratis Lebaran 2023 Bareng Indomaret Dapatkan Grand Prize 1 Tiket Umroh dan Berbagai Door Prize
Atau dengan kata lain, ratusan laporan yang masuk sejak tahun 2009 tersebut informasinya tidak di-update atau belum mendapatkan respons hingga saat ini.
Mahfud MD menyebut, dana mencurigakan tersebut baru mendapat respons ketika saat ini dana mencurigakan tersebut sudah menjadi kasus. Hal ini terlihat pada kasus Rafael Alun Trisambodo.
Kasus Rafael Alun Trisambodo mencuat lantaran adanya kasus penganiayaan yang dilakukan oleh sang anak, Mario Dandy, terhadap David.
"Kadangkala respons itu muncul sesudah menjadi kasus, kayak yang Rafael Alun, Rafael itu sudah menjadi kasus lalu dibuka lho," ungkap Mahfud MD yang dikutip ayobandung.com dari kanal YouTube tvOneNews.
Baca Juga: THR dan Gaji Ke 13 PNS, PPPK, TNI, Polri, dan Pensiunan Cair April 2023 Alami Kenaikan? Cek di Sini!
Menurut Mahfud MD, kasus Rafael Alun Trisambodo ini sebelumnya sudah pernah dilaporkan, namun lagi-lagi hanya didiamkan saja oleh Kemenkeu.
"Ini dulu sudah dilaporkan kok didiemin, gitu," sambung Mahfud MD.
Bahkan, Mahfud MD juga menyebutkan contoh lain mengenai kasus yang sudah lama terjadi yang ternyata baru dibuka setelah kasusnya diungkap oleh KPK.
"Dulu, Angin Prayitno, sama, tidak ada yang tahu sampai ratusan miliar, diungkap oleh KPK, baru dibuka," imbuh Mahfud MD.
Mahfud MD akhirnya menyindir bahwa apa yang dilakukan oleh pihak Kemenkeu itu kemungkinan karena kesibukan yang dijalani.
"Itu saya kira karena kesibukan yang luar biasa sehingga hanya perlu sistem saja," tegas Mahfud MD.
Mahfud MD menyebut bahwa dirinya tidak menyalahkan Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani, namun Mahfud MD memahami hal ini sudah berlangsung hampir 13 tahun dan sudah berganti menteri sebanyak empat kali.
Baca Juga: Peran AG Pacar Mario Dandy Dibongkar, Pengacara David: Tidak Kerdil
Mahfud MD justru mengapresiasi langkah Menkeu Sri Mulyani, yang saat ini diketahui sedang berupaya mengambil tindakan sebagai upaya untuk membereskan kasus yang terjadi di Kementerian Keuangan atau Kemenkeu.
"Saya sangat hormat dan salut pada Menkeu Sri Mulyani yang begitu hebat dalam membersihkan kasus yang sudah lama, bahkan mengambil tindakan cepat. Padahal kasusnya menumpuk sebanyak itu bukan karena Sri Mulyani, itu sudah ganti menteri selama empat kali," terang Mahfud MD.
Mahfud MD menyebut pihaknya harus membantu Sri Mulyani dalam menyelesaikan kasus dana mencurigakan sebesar Rp300 triliun tersebut.
"Saya kira saat ini kita harus membantu Bu Sri Mulyani. Bu Sri Mulyani sedang menyelesaikan kasus dana mencurigakan itu," Mahfud MD.
Bahkan Mahfud MD mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa menyembunyikan kasus mengenai dana mencurigakan yang mencuat saat ini.
Baca Juga: Obat Sirop Praxion Dinyatakan Aman dan Tak Sebabkan Gagal Ginjal
"Saat ini, kita tidak bisa menyembunyikan apa pun dari masyarakat. Kalau tidak tahu dari saya, bisa saja tahu dari orang. Bahkan tadi ada yang tanya 'Pak, kok ada data baru Rp500 M, si Rafael, lalu yang satunya, Pak, ada yang 3.000. Sudah tahu semua, ya kita tak boleh berbohong," jawab Mahfud MD. (Murni Darmastuti)
Sumber: kanal YouTube tvOneNews
Sentimen: negatif (99.6%)