Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Anjing
Tokoh Terkait
Longsor di Natuna: 15 Orang Tewas, 35 Warga Masih Hilang
Merahputih.com
Jenis Media: News

MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat tanah longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
"Korban meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan ada sebanyak 15 orang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (9/3).
Baca Juga
45 Orang Belum Ditemukan, Lebih dari Seribu Jiwa Mengungsi Imbas Longsor di Natuna
Abdul menyampaikan, jumlah korban tewas tersebut didapat setelat tim Satuan Gabungan secara efektif berhasil menemukan kembali jasad korban.
Adapun penambahan temuan itu masih akan didata dan diidentifikasi lebih lanjut untuk kemudian dilaporkan sebagai data nasional.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (dua kanan) saat meninjau lokasi terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3). Foto: Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin
Sementara itu, sebanyak 35 warga masih dinyatakan hilang sejak terjadinya tanah longsor di Kecamatan Serasan pada Senin (6/3) hingga Rabu (8/3).
Abdul menyatakan, korban yang masih hilang diduga masih tertimbun material longsoran dengan kedalaman hingga 4 meter.
Baca Juga
Longsor di Natuna, 27 Rumah Tertimbun, 42 Orang Hilang
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto memastikan tim gabungan terus melakukan upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi. Suharyanto meminta agar hal itu diprioritaskan hingga batas yang ditentukan pada masa tanggap darurat.
“Bagi 35 warga yang masih dinyatakan hilang ini kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk ditemukan," katanya.
Suharyanto memastikan bahwa personel tim satgas gabungan akan ditambah, mengingat medan cakupan yang terdampak tanah longsor cukup luas dan memerlukan lebih banyak lagi anggota.
Di samping itu, tim akan menerjunkan anjing pelacak agar proses pencarian, pertolongan dan evakuasi dapat lebih maksimal.
Menurut Suharyanto, kendala utama dalam proses pencarian, pertolongan dan evakuasi juga berasal dari faktor cuaca.
Dalam kurun waktu sepekan terakhir, kondisi cuaca di Pulau Serasan selalu turun hujan hampir sepanjang hari dengan intensitas ringan hingga tinggi.
“Tetapi karena terkendala cuaca, hujan terus ini kadang-kadang dihentikan,” kata Suharyanto.
Oleh sebab itu, BNPB akan berkoordinasi dengan BRIN, BMKG dan TNI untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Sehingga cuaca bisa terang dan pencarian bisa dilakukan," ucap Suharyanto. (*)
Baca Juga
43 Orang Masih Dicari Akibat Tertimbun Tanah Longsor di Natuna
Sentimen: positif (44.4%)