Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang, Pluit, Tambora, Cilincing, Penjaringan, Marunda, Kalideres, Duri Kosambi, Kebon Kosong
Tokoh Terkait
Dirut PAM Jaya Beberkan Tantangan Cakupan Air Bersih untuk Suplai ke Warga
Merahputih.com
Jenis Media: News

MerahPutih.com - Direktur Utama (Dirut) PAM Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, cakupan air bersih PAM Jaya 81 persennya berasal dari luar Jakarta, yaitu dari Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
Hal ini disampaikan Arief dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema "Mewujudkan Water Security dan Pelayanan Air Bersih Di Provinsi DKI Jakarta" di Hotel Le Meridien Jakarta, Selasa (28/2).
Baca Juga
PAM Jaya Kelola Penuh Air Bersih, Pj DKI 1 Harap Pelayanan tidak Terganggu
"Saat ini, 81 persen sumber air baku di DKI Jakarta didapatkan dari Jatiluhur, 14 persen dari Tangerang, dan baru 5 persen yang didapatkan dari sumber air di kota ini," ucap Arief melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/2).
Keterbatasan sumber air, lanjut Arief, merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan cakupan layanan air perpipaan di ibu kota baru sekitar 65,85 persen pada 2022.
"Hasil uji kualitas air oleh Dinas lingkungan Hidup di lima wilayah DKI pada 2021 menyebutkan, sampel yang diambil dari sungai DKI Jakarta terindikasi 1 persen tercemar ringan, 20 persen tercemar sedang, dan 79 persen tercemar berat," imbuh Arief.
Tantangan lain adalah wilayah yang cukup luas sehingga terdapat perbedaan tekanan air. Di wilayah yang jauh dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) PAM Jaya, misalnya, warga di sana akan mendapatkan tekanan air lebih kecil dibandingkan warga yang berada dekat IPA. Hal tersebut karena pada jam sibuk, warga di sekitar aliran air akan membuka keran secara bersamaan.
"Contohnya di Marunda Kepu, Jakarta Utara, yang bersebelahan dengan laut. Kondisi suplai rendah ternyata disebabkan tekanan kecil di wilayah tersebut. Jadi, solusi yang kami lakukan adalah membangun reservoir komunal disertai pompa dorong," ucap Arief.
Baca Juga
PAM Jaya Inspeksi Kesiapan Pengelolaan Air Bersih Secara Penuh
Prinsip reservoir komunal, lanjut Arief, pada dasarnya sederhana. Yakni dengan menampung air di reservoir pada jam di mana air tidak banyak digunakan, kemudian tampungan air tersebut didorong oleh pompa ke rumah warga. Hasilnya, warga Marunda Kepu bisa menikmati air, bahkan hingga di rumah paling ujung.
"Solusi yang terbukti berhasil ini akan kami replikasi ke beberapa wilayah, seperti Jl. Cilincing Huk Cacing, Jl. Raya STIP Marunda Makmur, Waduk Pluit - Jl. Muara Baru Penjaringan, Kelurahan Tamansari, Gombol Paya - Kalideres, Booster Pump Tambora, Duri Kosambi, dan Kebon Kosong," tambah Arief.
Hal ini adalah bentuk upaya menjaga ketahanan air bersih terutama pada tiga elemen, yaitu akses air (water access), air yang aman digunakan (water safety), dan air yang terjangkau (water affordability). Pemenuhan tiga elemen ini penting untuk menciptakan ketahanan air untuk kebutuhan kehidupan masyarakat di wilayah low supply.
"Ketahanan air ini adalah langkah penting untuk mendorong kedaulatan air di DKI Jakarta. Karena kualitas air sangat menentukan kualitas kehidupan, dan kesadaran itu memacu kami semua di PAM Jaya untuk berupaya melakukan percepatan sehingga target 100 persen cakupan pelayanan pada 2030 dapat tercapai," tutup Arief. (Asp)
Baca Juga
Mulai Besok, PAM Jaya Siap Layani Warga Jakarta dengan Operasional Penuh
Sentimen: positif (99.1%)