Sentimen
Negatif (99%)
26 Feb 2023 : 14.40
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Gunung, Purwokerto, Banyumas

KPU sebut pemutakhiran data pemilih di Banyumas capai 50 persen

26 Feb 2023 : 14.40 Views 4

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

KPU sebut pemutakhiran data pemilih di Banyumas capai 50 persen

Koordinator Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kabupaten Banyumas Khasis Munandar (kiri) mendampingi pantarlih dalam melaksanakan coklit terhadap budayawan Ahmad Tohari (tengah) di rumahnya Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Minggu (12/2/2023). ANTARA/HO-KPU Banyumas

Elshinta.com - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Khasis Munandar mengatakan tahapan pemutakhiran data pemilih atau pencocokan dan penelitian (coklit) di wilayah setempat untuk sementara telah mencapai lebih dari 50 persen.

"Berdasarkan DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu), jumlah warga Banyumas yang berpotensi sebagai pemilih pada Pemilu 2024 sebanyak 1.392.819 orang dan data itulah yang harus dicoklit," jelas Koordinator Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kabupaten Banyumas itu di Purwokerto, Banyumas, Minggu.

Dalam hal ini, kata dia, pelaksanaan coklit tersebut melibatkan 5.581 petugas panitia pemutakhiran data pemilih (pantarlih).

Ia mengatakan berdasarkan laporan harian yang disampaikan oleh pantarlih, panitia pemungutan suara (PPS), dan panitia pemilihan kecamatan (PPK), pihaknya optimistis pelaksanaan coklit dapat selesai hingga batas akhir pemutakhiran data pemilih pada tanggal 14 Maret 2023.

"Setelah 14 Maret sampai April itu penyusunan DPS. Jadi hasil coklit ini nanti diplenokan menjadi daftar pemilih sementara (DPS) oleh PPS, PPK, dan KPU," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya temuan menarik dalam pelaksanaan coklit, Khasis mengatakan hal itu belum ditemukan karena rata-rata data yang akan diverifikasi sudah sesuai nama dan alamat.

Dia mengakui kondisi geografis di sejumlah wilayah Banyumas tergolong cukup berat karena berupa gunung atau bukit, sehingga ketika pantarlih mau menemui calon pemilih harus berjalan kaki beberapa kilometer.

"Kendati demikian, kondisi tersebut bukanlah kendala yang berat bagi pantarlih dalam melakukan coklit," tegasnya.

Menurut dia, hal itu karena pantarlih yang direkrut merupakan warga setempat sehingga sudah mengetahui dan terbiasa dengan kondisi wilayah tersebut.

Selain itu, kata dia, satu orang pantarlih hanya melakukan coklit untuk pemilih di satu tempat pemungutan suara (TPS).

"Dengan demikian, Insya Allah tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Khasis.

Sentimen: negatif (99.4%)