Sentimen
Positif (98%)
17 Feb 2023 : 01.11
Informasi Tambahan

Event: Hari Pers Nasional

Kab/Kota: Semarang

Tokoh Terkait

Dialog Kebangsaan Peringati HPN, Dandim 07733/BS Semarang: Pancasila Bukan Thaghut

17 Feb 2023 : 01.11 Views 21

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Dialog Kebangsaan Peringati HPN, Dandim 07733/BS Semarang: Pancasila Bukan Thaghut

SEMARANG - Dandim 0733/BS Semarang Kolonel Inf Honi Havana mempertanyakan terhadap pihak yang menyebut Pancasila sebagai thaghut.

“Logikanya bagaimana Pancasila diidentikkan dengan thaghut, saya tantang mereka untuk membuktikan secara laboratorium,” tegasnya.

Penegasan itu dikemukakan saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Hari Pers Nasional 2023 tingkat Jawa Tengah yang bertajuk "Mewujudkan Kampus Kebangsaan" di Gedung Ir Widjatmoko, Kampus Universita Semarang (USM),  Selasa (14/2), sebagai kerja sama antara PWI Jawa Tengah dengan USM..

Dialog secara hybrid, menampilkan Keynote Speaker Menkopolhukam yang juga Ketua Dewan Penyantun USM Prof Dr Mahfud MD SH SU MIP.

Tampil pula sebagai narasumber, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susestyo, Katib Syuriah PBNU Dr KH Abu Yazid Al Busthomi, Ketua PW Muhammadiyah Jateng Dr KH Tafsir MAg, Rektor USM Dr Supari ST MT.

Dandim 07/33 BS ini mengajak masyarakat berfikir cerdas termasuk kepada para mahasiswa sebagai organ kampus, di mana letak Pancasila itu thaghut?. Ayo, kita kaji bersama, mulai sila pertama hingga ke lima.

“Maka akan kita peroleh hasil, tidak ada yang salah terhadap Pancasila, apalagi diidentikkan dengan thaghut. Kelima sila itu sangat cocok menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia karena digali dari akar budaya bangsa Indonesia," katanya.

Honi menegaskan, semua komponen bangsa agar berkontribusi yang sama dalam menanamkan nilai kebangsaan. Sekaligus mewaspadai dua jenis perang, yaitu perang terbuka dalam artian perang senjata, dan perang tertutup dengan target pola pikir warga negara.

Dialog mengerucut pada kesimpulan, masyarakat dan parpol agar memahami perihal elemen kebangsaan, termasuk perlu menyadari, perbedaan bukan untuk diperdebatan tetapi agar dijadikan khazanah. Keberagaman justru untuk memperindah bangsa.

Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo, menyatakan, pers punya andil besar di masa Kemerdekaan dan hingga kini terus dibutuhkan untuk memberi  narasi kuat guna mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Pada sisi kain, kampus harus menjadi tempat pembangunan peradaban baru bangsa Indonesia. Menurutnya, kampus harus membangun masyarakat yang memiliki logos (logika), ethos (etika), dan pathos (jiwa).

Rektor USM Supari menilai, kampus sebagai pusat pemikiran, termasuk USM, punya peran penting dalam merawat nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai itu, saya mengambil dari singkatan 'PBNU', yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.

''Kami menyiapkan mahasiswa yang menguasai teknologi di era revolusi industri 4.0 dan membentuk karaktar Pancasila. Saya mengajak mahasiswa untuk lebih mengedepankan spirit kebangsaan,”' tandasnya.

Katib Syuriah PBNU, KH Abu Yazid Al Busthomi, menyatakan berbicara kampus kebangsaan sama dengan bicara tentang elemen kebangsaan.

NU memiliki komitmen kebangsaan yang terbangun dari empat pilar, yaitu komitmen terhadap NKRI sebagai harga mati, menerima kebhinekaan sebagai keniscayaan, Pancasila dan UUD 1945.

Ketua DPW Muhammadiyah Jateng KH Tafsir menegaskan, Muhammadiyah memandang Indonesia sebagai negara Pancasila, yang diartikan sebagai negara Darul Ahdi Wa Syahadah sebagaimana hasil Muktamar ke-47 di Makassar. Konsep negara ini sebagai pernyataan final, yang tidak boleh diganggu gugat.

Menkopolhukam Prof Mahfud MD menyampaikan apresiasi kepada PWI Jateng yang melibatkan kampus untuk memberikan nilai-nilai kebangsaan kepada para mahasiswa dalam forum dialog. (Isi)

Sentimen: positif (98.1%)