Sentimen
Positif (100%)
12 Feb 2023 : 19.57
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak, Pilkada 2017

Partai Terkait

Anies Baswedan Buka Suara Soal Janji Politik 'Tak akan Nyapres Jika Prabowo Subianto Nyapres'

12 Feb 2023 : 19.57 Views 49

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Anies Baswedan Buka Suara Soal Janji Politik 'Tak akan Nyapres Jika Prabowo Subianto Nyapres'

PIKIRAN RAKYAT - Anies Baswedan buka suara mengenai perjanjian politik dengan Prabowo Subianto. Dalam janji politik itu, disebutkan bahwa Anies Baswedan tidak akan 'nyapres' jika Prabowo Subianto 'nyapres'.

"Sebenarnya sederhana, saya sampaikan pada waktu mulai bekerja bahwa saya akan fokus di Jakarta 5 tahun, dan sesudah Pilkada 2017 itu ada Pilpres 2019. Jadi saya sampaikan, saya tidak akan tengok kanan-kiri, saya akan full 5 tahun di Jakarta, karena itu saya tidak akan mengikuti Pilpres," katanya, Jumat, 10 Februari 2023.

"Walaupun, kalau ingat pada saat debat pertama calon Gubernur, pertanyaan pertama dari panelis itu begini 'Pak Anies Apakah bapak akan maju Pilpres apa tidak?'. Loh, ini lagi debat Gubernur ditanyain Pilpres," ujar Anies Baswedan menambahkan.

Dia pun menegaskan bahwa perjanjian politik antara dia dan Prabowo Subianto terjadi saat Pilkada 2017 dan Pilpres 2019. Sedangkan setelah itu, tidak ada yang mengetahui bagaimana nasib ke depannya.

Baca Juga: 7 Pernyataan Anies Baswedan dalam Surat Utang Putang ke Sandiaga Uno

"Sesederhana itu, tuntaskan 5 tahun sesudah itu kita tidak tahu apalagi yang terjadi. Saya tidak tahu apakah saya akan kembali mengajar? apakah saya akan meneruskan di pemerintahan? kalau meneruskan di pemerintahan apakah tetap di Jakarta? apakah untuk tugas yang berbeda? jadi kita komit 5 tahun dan komitmen itu saya pegang," tutur Anies Baswedan.

"Jadi ketika di tahun 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan kepada beliau 'Pak Prabowo Terima kasih atas undangannya, ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama 5 tahun'," katanya.

"Jadi saya rasa itu, dan memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga Jakarta, karena janji saya dengan warga Jakarta banyak," ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Merry Riana, Sabtu, 11 Februari 2023.

Perjanjian Politik

Isu mengenai perjanjian politik itu berawal saat Sandiaga Uno hadir dalam wawancara di kanal YouTube Akbar Faizal. Awalnya, Akbar Faisal bertanya soal potongan video pernyataan Anies Baswedan yang mengaku tak akan maju di Pilpres, jika Prabowo juga mencalonkan diri. Alasan yang disampaikan Sandiaga Uno adalah karena ada perjanjian politik antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

"Bentuk fisik-nya sendiri tentunya perjanjiannya ditandatangani 3 pihak, (yaitu) saya, Pak Prabowo dan Pak Anies, dan saat itu yang 'ngedraf' dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon dan setahu saya sekarang juga dipegang oleh Pak Dasco, jadi nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan karena itu juga menyangkut sisi Pak Prabowo dan Pak Anies," tutur Sandiaga Uno.

Baca Juga: Tim Anies Baswedan Pasang Badan Soal Utang Rp50 Miliar: di Surat Perjanjian Itu Jelas

Saat ini, Fadli Zon menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Sedangkan, Ahmad Sufmi Dasco menjabat sebagai Ketua Harian Partai Gerindra.

"Isi perjanjian itu terkait Pilkada DKI 2017. Malam itu kita tanda tangan sebelum kita mendaftar ke KPUD pada September 2016, tapi isinya secara lebih etis disampaikan yang punya kopinya, saya sendiri tidak pegang," ujar Sandiaga Uno.

Akan tetapi, Sandiaga Uno tidak menjelaskan apakah perjanjian tersebut terkait dengan Pilpres 2024 atau lainnya. Dia justru mempersilakan wartawan untuk menanyakan kepada Fadli Zon atau Sufmi Dasco.

"Menurut saya nanti lebih baik diterangkan oleh yang memegang perjanjiannya, tapi memang perjanjian itu waktu itu dibutuhkan karena harus ada kesepakatan bagaimana kita melangkah ke depan, koalisi waktu itu kan ada Gerindra dan PKS tapi kan paslon-nya itu saya sebagai wagub, Pak Anies dan Pak Prabowo," ujar Sandiaga Uno.

"Perjanjian itu kan pasti berlaku dan jika tidak diakhiri maka perjanjian itu akan berlaku, tapi mungkin isinya nanti bisa disampaikan, apalagi sekarang saya sama-sama bertugas di pemerintahan bersama Pak Prabowo, jadi pihak yang netral yang bisa menyampaikan supaya tidak bias," katanya menambahkan.

Sandiaga Uno juga menyebutkan bahwa perjanjian tersebut legal, dengan dilengkapi materai. Sebagai pihak yang terlibat, dia menjalankan isi perjanjian politik tersebut.

"Saya sih 'commit' (dengan perjanjian) sampai saat ini, saya tanda tangan dan komitmen dan mungkin yang lain bisa ditanyakan," ucapnya.

Baca Juga: Desak Sandi Beberkan Bukti Anies Baswedan Utang Rp50 Miliar, Geisz Chalifah: Kalau Ada, Saya Carikan Uangnya

Ditandatangani di Atas Materai

Sandiaga Uno bercerita mengenai perjanjian politik antara Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan dia. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu menyebut ada perjanjian tertulis sebelum Pilkada Jakarta 2017, dan masih berlaku sampai saat ini.

"Seingat saya memang pernah ada perjanjian itu, itu bisa jadi batu pijakan dan jadi diskusi yang baik karena diskusi-diskusi itu bisa menganalisa bagaimana pembentukan koalisi dan kesepakatan-kesepakatan seperti apa yang dituangkan dalam sebuah perjanjian," tuturnya di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Senin, 30 Januari 2022.

"Ditulis tangan sih itu. Jadi perjanjian itu perjanjian yang menurut saya memikirkan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan saat itu kita mencalonkan, kepentingan apa yang Pak Prabowo harapkan kepada kita berdua (dia dan Anies Baswedan) dan poinnya," ujarnya.

"Perjanjian itu sih legal. Ditandatangani bertiga, dan seingat saya ada meterainya," kata Sandiaga Uno menambahkan.***

Sentimen: positif (100%)