Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
Mengapa Publik Mengecam Aksi Kekerasan di Titik Nol, Ini Kehebatan Tempat Ini
Krjogja.com
Jenis Media: News

Salah satu kegiatan massal di Titik Nol (Foto: Dokumen)
Krjogja.com - BEGITU banyak kecamatan kepada pelaku kekerasan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Selain membuat nama tempat ini tercoreng, juga mengancam keengganan orang dari tempat lain datang di titik ini.
Banyaknya kecaman itu menjadi wajar, karena dilihat dari perjalanan tempat ini, memang luar biasa. Ternyata Titik Nol Kilometer tidak hanya sebuah monumen yang menandai titik geografis paling utara dan paling barat dari kota Yogyakarta, Indonesia. Tempat ini menjadi strategis, karena monumen ini berada di jalan Malioboro, tepatnya di depan Gedung Agung, markas besar Kepolisian Daerah Yogyakarta.
Titik Nol Kilometer dibuat pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I, raja pertama Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat. Monumen ini dibuat untuk menandai awal perjalanan dari Yogyakarta ke berbagai daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak saat itu, Titik Nol Kilometer menjadi titik referensi penting bagi pengukuran jarak dari Yogyakarta ke daerah lain.
Baca Juga
Selamatkan Destinasi Wisata, Bangun Jejak Digital Baru Positif di Titik Nol Yogya
Lokasi 4 Persimpangan ETLE di Yogya, Langgar Marka Jalan Terbanyak
Titik Nol Kilometer juga menjadi tempat penting dalam sejarah nasional Indonesia. Pada tahun 1948, para pemuda Indonesia mengadakan demonstrasi politik di sekitar monumen ini untuk memprotes Belanda yang masih memegang kendali atas wilayah tersebut. Demonstrasi ini menjadi momentum penting bagi pembebasan Indonesia dari Belanda.
Sekarang, Titik Nol Kilometer menjadi salah satu objek wisata populer di Yogyakarta, dan sering dikunjungi oleh wisatawan dan pelancong yang ingin melihat monumen bersejarah dan menikmati pemandangan indah kota. Monumen ini juga sering dijadikan latar belakang untuk foto-foto wisatawan dan menjadi bagian dari tradisi turisme di Yogyakarta. (*)
Sentimen: positif (79%)