Puluhan armada CV Bintang Jaya dikandangkan (Sri Warsiti)

Krjogja.com - KLATEN - CV Bintang Jaya (BJ) mogok operasional dan mengandangkan sebanyak 75 armadanya sejak Rabu (102/2023). Hal ini sebagai protes menuntut kenaikan ongkos angkut pada distributor CV Wahyu Jaya Mitra Mulya (WJMM). Aksi tersebut mengakibatkan puluhan ribu galon air mineral tidak terdistribusi ke berbagai daerah

Manager CV Bintang Jaya, Kurnia Sukma mengemukakan, selama enam tahun tidak pernah ada kenaikan biaya pengangkutan dari WJMM. Sejak tahun 2016, BJ harus memberi subsidi agar operasional terus berjalan sesuai standar pengangkutan. Telah dilakukan negosiasi baik dengan WJMM maupun dengan PT Tirta Investama/TIV, namun belum memberikan hasil sesuai harapan.

“Selanjutnya pada November 2022 negosiasi dengan TIV, meskipun masalah dengan VJMM toh sumber awalnya dari TIV, WJMM dibayarnya juga oleh TIV. Begitu November kita evaluasi final, ini sudah tidak bisa menutupi antara biaya operasional armada dengan biaya angkut yang diberikan pada Bintang Jaya.” kata Kurnia.

Sebanyak 75 unit armada tersebut biasanya melayani rute pendistribusian air mineral di Klaten, Yogya, Solo, Wonogiri, Sragen, dan Kartasura.’Terdiri 50 unit armada besar dan 25 armada kecil. Untuk armada besar kapasitas 1.000 galon sekali jalan. Kalau ke kartasura sehari bisa dua kali jalan, jadi sehari bisa hampir 100 ribu galon,” jelas Kurnia.

Stakeholder Relation Manager Pabrik Aqua Klaten, Rama Zakaria saat dikonfirmasi terkait hal tersebut mengemukakan, sebenarnya sudah beberapa kali mengupayakan adanya penyelesaian bersama. Namun demikian, PT TIV tak ingin terlalu intervensi, karena persoalan tersebut pada ranah business to business antara BJ dan WJMM.

“Aqua adalah pihak yang menyediakan produk yang mereka angkut, jadi manajemen terpisah. Kami sangat menghormati aksi mereka, karena BJ ini ada dua alur kerjasama. Yakni ke Pabrik Aqua langsung, dan sisi lain juga kerjasama ke WJMM. Yang sedang diusahakan itu ke WJMM, kalau dari PT TIV sudah melampaui ekspektasi mereka,” kata Rama Zakaria. (Sit)