Sentimen
Positif (72%)
31 Jan 2023 : 15.05
Informasi Tambahan

Hewan: Kambing

Institusi: HIPMI

Tokoh Terkait
Jusuf Kalla

Jusuf Kalla

Cerita JK Gagal Ekspor Kambing hingga Fokus ke Bisnis Listrik

31 Jan 2023 : 15.05 Views 12

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Cerita JK Gagal Ekspor Kambing hingga Fokus ke Bisnis Listrik

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Mantan Presiden RI, Jusuf Kalla bercerita soal pengalamannya dalam berbisnis dan membangun usaha.

Hal itu diutarakan JK saat bertemu dengan para pengusaha yang terhimpun dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulsel, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulsel, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel di lantai 2 Wisma Kalla Senin, 30 Januari 2023.

JK memuji di kalangan Tionghoa, bisnis regenerasi mereka sangat positif. Mereka cepat berkembang karena memakai deret ukur, masyarakat lokal pakai deret hitung.

Deret ukur itu artinya kalau anaknya lima dibelikan toko lalu berkembang lagi. Kemudian anaknya lagi dikembangkan lagi. Orang Tionghoa cepat sekali berkembang usahanya karena faktor itu.

"Kalau kita satu perusahaan, anak lima, satu lanjutkan, satu mau jadi tentara, satu mau jadi pemerintah, satu mau jadi DPR, akhirnya tidak berkembang dan tidak dilatih. Itulah cara yang terbaik untuk regenerasi. Kalau pergi rapat bawa anak juga," beber JK.

Sekolah penting, tetapi pengalaman lebih jauh penting dari sekolah. Itu mungkin yang membedakan Hadji Kalla bisa 70 tahun. Kerabat Hadji Kalla banyak yang berhenti usahanya di tengah jalan pada satu atau dua generasi.

"Walaupun banyak yang gagal juga. Bapak saya bikin hotel, tapi tutup sampai sekarang. Saya ekspor kambing ke Brunei. Hanya bisa enam bulan karena kadang kapal macet dan busuk daging. Jadi saya usaha kira-kira 30 macam. Jadi saya nasehatkan anak jangan ikuti saya. Fokus saja. Usaha yang paling kecil tukang cukur. Kita bikin, langsung satu tahun yang rusak The Beatles jamannya orang pada gonrong semua tidak cukur," cerita JK sambil tertawa.

"Pernah juga travel biro, rugi juga. Karena banyak kawan-kawan mau ke Jakarta beli tiketnya dulu nanti bayar kalau pulang. Pulang, tidak bayar-bayar, tutup juga. Bukan hanya cerita keberhasilan, cerita kegagalan," lanjut JK.

JK mengungkapkan bahwa kegagalan yang paling terbesar investasi di bidang telekomunikasi. Dulu semua telekomunikasi di Indonesia timur itu Kalla yang kontrol kerja sama dengan Singapura. Investasi USD 300 juta (setara Rp4,4 T). Lima tahun berhasil.

Suatu ketika, JK menghadiri seminar. Di situ dibeberkan, nanti semua transaksi ada di kantong (ponsel). JK heran kenapa bisa begitu. Jika itu terjadi, nanti telepon kabel tidak laku lagi.

"Timbul rasa emosi saya, masa saya mesti tinggalkan Indonesia timur yang saya kelola telekomunikasinya. Betul, tiga tahun kemudian handphone muncul. Tidak ada lagi gunakan telepon kabel, habislah semua modal," ungkapnya.

Bagi JK, semua kegagalan ada hikmahnya. "Duduklah kita termenung. Saya tanya adek saya. Mat, apa bisnis yang tahan teknologinya seratus tahun. Pikir, akhirnya ia mengatakan listrik karena seratus tahun tidak ada listrik tidak pakai kabel. Beda kalau telepon. Bikinlah kita listrik. Alhamdulillah jalan. Kemudian bisnis yang terbesar kita punya perubahan. Jadi dari kegagalan kita jadikan pikiran yang lebih berhasil," kata JK. (ams/zuk/fajar)

Sentimen: positif (72.7%)