Sentimen
Positif (98%)
23 Jan 2023 : 17.24
Tokoh Terkait

Jhon LBF Dikenal Beri Gaji Fantastis dan Perlakukan Karyawan Sangat Baik, Tapi Sifat Asli Berbeda?

23 Jan 2023 : 17.24 Views 7

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Jhon LBF Dikenal Beri Gaji Fantastis dan Perlakukan Karyawan Sangat Baik, Tapi Sifat Asli Berbeda?

AYOBANDUNG.COM - Sosok Jhon LBF cukup hangat dibicarakan oleh warganet.

Terutama pagi pengguna Twitter dan TikTok.

Sebelumnya, Jhon LBF cukup viral di TikTok karena memperlakukan karyawannya dengan baik.

Selain itu, Jhon LBF juga dikatakan menggaji karyawannya dengan nominal fantastis.

Jhon LBF ini pula yang memberikan tawaran pekerjaan ke Tiko dengan gaji Rp10 juta per bulannya.

Namun belakangan, terdapat akun-akun yang mengaku mantan karyawan Jhon LBF.

Baca Juga: Tiko Anak Ibu Eny Jadi Sasaran Para Pengusaha, Dikejar-kejar Gaji Rp10 Juta Per Bulan, Jangan Ngiri!

Para mantan karyawan Jhon LBF ini mengungkap bahwa sifat Jhon LBF yang diperlihatkan di sosial media berbeda dengan yang mereka lihat.

John LBF dikatakan memiliki sifat arogan dan suka memotong gaji.

Bahkan ketika karyawan terlambat, karyawan tersebut akan langsung dipotong gaji.

Ada pula yang mengatakan bahwa slip gaji karyawan tak pernah diberikan oleh Jhon LBF.

Sifat-sifat inilah yang tidak pernah Jhon LBF pamerkan di sosial medianya.

Apakah ini hanya pencitraan saja?

Apakah punya kepribadian yang berbeda saat di sosial media dan dunia nyata?

Baca Juga: Pakar Nilai Permintan Maaf Ferdy Sambo Untuk Kelabui Jaksa, Agar Bebas Hukuman? Gestur Arogan Jadi Sorotan

Dilansir Suara.com, dibahas mengenai disinhibition effect.

Disinhibition effect adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan perilaku, pikiran dan perasaannya di dunianya.

Beberapa alasan dapat menjadi faktor penyebab seseorang memiliki karakter yang berbeda antara dunia maya dan dunia nyata.

Misalnya saat di media sosial seseorang tersebut dapat menjadi sosok lain membentuk karakter baru dengan tujuan supaya bebas berperilaku dan berkomentar tanpa takut di nilai orang dikehidupan nyata.

Selain itu juga beberapa orang beranggapan bahwa media sosial sebagai ajang menunjukkan keberadaan atau eksitensinya, dengan bebas berkespresi dan mendapat banyak pujian.

Sedangkan di dunia nyata mungkin keberadaanya kurang dianggap.

Mengalami fenomena itu bukan berarti seseorang memiliki masalah medis atau masalah gangguan kepribadian, namun bila dibiarkan dapat menjadi masalah psikologis.***

Sentimen: positif (98.3%)