Sentimen
Tokoh Terkait
Puan Bilang Capres PDI-P Tak Mesti Dia, Pengamat: Sinyal Menyerah
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2023/01/09/63bb9949662e7.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pernyataan Ketua DPR Puan Maharani soal tidak mesti dia yang menjadi calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDI-P) mengindikasikan sikap tertentu.
Dia menilai, pernyataan Puan menegaskan jika pada 2022-2023 tidak terjadi pertumbuhan elektoral maka harus menyerah tanpa syarat.
"Artinya mempersilahkan kader lain yang punya potensi menang untuk maju sebagai calon presiden (capres) dari PDI-P," ujar Pangi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (14/1/2023).
Sementara itu, lanjut Pangi, di kalangan pemilih PDI-P terjadi split ticket voting terhadap Puan Maharani.
Baca juga: Pengamat: Puan Sadar Betul Dirinya Belum Mendapat Tempat di Hati Rakyat
Yang mana pemilih partai besutan Megawati Soekarnoputri itu cenderung secara signifikan memilih Ganjar Pranowo.
Namun, menurut Pangi, sebelum nama capres keluar dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Puan akan terus berusaha menaikkan elektabilitas.
"Puan akan kembali memompa elektoralnya, karena PDI Perjuangan itu tidak boleh hanya satu tokoh yang menonjol, tapi harus punya banyak kader yang menonjol baik secara kompetensi maupun secara elektabilitas," jelasnya.
Pangi melanjutkan, saat ini Puan Maharani sadar jika dirinya belum mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia.
Baca juga: Saat Puan Maharani Bela Megawati dan Jelaskan Maksud Pernyataan Kasihan Deh Jokowi...
Sebab, jabatan sebagai Ketua DPR dan pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia belum punya korelasi linear terhadap elektabilitas.
Menurut Pangi, yang mesti dipahami adalah seorang tokoh memiliki chemistry politik yang berbeda-beda.
Misalnya, ada tokoh yang cocok sebagai anggota legislatif, ada yang kemampuannya di eksekutif dan sebagainya.
Di sisi lain, meskipun sudah menjadi seorang tokoh tetapi ada pula individu yang tidak punya positioning sebagai calo presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).
Baca juga: Curhatan Puan: Tak Dapat Privilese, Banyak Tak Disukai Orang, dan Tak Harus Jadi Capres
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, tak tahu siapa figur capres yang bakal dipilih ibunya.
Hingga kini, hal itu menjadi rahasia yang hanya diketahui oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Oleh karena itu, ia sempat tegang saat mendengarkan pidato Megawati, karena banyak menyinggung soal pemimpin perempuan.
"Tadinya sudah deg-degan, aduh siapa nih yang mau disebut, siapa yang mau disebut, kok perempuan terus yang disebut, ya ternyata enggak ada yang disebut," ujarnya.
Baca juga: Puan Bingung, Merasa Sudah Banyak Kerja tapi Tetap Banyak Orang Tak Suka
Puan lantas meyakinkan bahwa Megawati tak akan memilih capres atas dasar kedekatan, tapi kemampuan.
Maka dari itu, Puan legowo jika bukan dirinya yang dipilih untuk melenggang ke perebutan kursi RI-1. Puan Maharani meyakini bahwa Megawati sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum menjatuhkan pilihan.
"Urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara, dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi, bukan berarti harus Puan Maharani," katanya.
-. - "-", -. -
Sentimen: negatif (88.3%)