Sentimen
Negatif (66%)
12 Jan 2023 : 04.29
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: bandung, Cimahi, Bogor, Cirebon, Solo

Lato Lato Digandrungi Anak-Anak, Sosiolog: Memori Lama Hidup Kembali

12 Jan 2023 : 04.29 Views 21

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Lato Lato Digandrungi Anak-Anak, Sosiolog: Memori Lama Hidup Kembali

PIKIRAN RAKYAT - Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si mengatakan kemunculan lato lato bisa jadi awal kembalinya permainan lama.

Lato lato selain digandrungi anak-anak ini, kata Drajat Tri Kartono, bisa mengembalikan memori lama bagi orang-orang dewasa.

Awalnya, Drajat Tri Kartono menduga kehadiran lato lato tidak akan lama, namun rupanya semakin banyak remaja dan dewasa yang ikut memainkan mainan ini.

"Yang membuat saya tertarik adalah bagaimana reproduksi sosial bisa terjadi dan memori permainan lama bisa hidup kembali," katanya di Solo, Jawa Tengah, Rabu 11 Januari 2023.

Hadirnya lato lato menyapa anak-anak tidak lepas dari media sosial yang membantu menyebarkan tren ini.

Baca Juga: Tim PPHAM Dituding Sebagai 'Alat' Hidupkan Komunisme di Indonesia, Mahfud MD Buka Suara

Ia menilai kehadiran lato-lato dapat mengurangi kecenderungan anak-anak bermain gadget. Tak hanya itu, interaksi sosial pun dapat meningkat.

"Tidak hanya anak-anak tetapi orang tua juga ikut bermain karena ini ada kaitannya dengan memori permainan zaman dulu yang memiliki ciri-ciri kolektivitas dan solidaritas tinggi. Setiap bermain pasti harus berkumpul dengan yang lain dulu sehingga membangun ikatan solidaritas pertemuan dan moral atau kebersamaan. Ini beberapa nilai sosial yang bisa diambil dari munculnya kembali latto-latto ini," katanya.

"Meskipun saat ini banyak permainan di gadget, tapi latto-latto bisa muncul kembali sebagai permainan yang dimainkan secara kolektif dan langsung. Tentu, latto-latto dapat berperan dalam mengurangi intensitas penggunaan gadget pada anak-anak," demikian Drajat Tri Kartono.

Sejarah Lato-Lato

Lato-lato merupakan mainan tradisional yang sudah ada sejak tahun 1990-an di kalangan anak-anak masa itu. Lato-lato di berbagai daerah juga dikenal dengan kato-kato, tek-tek, dan cek-cek.

Nama lato-lato diambil dari Bahasa Bugis Makassar, yang berarti bunyi tabrakan dari dua bola kecil yang bergerak jika dimainkan.

Secara fisik, Lato-Lato mrupakan mainan yang terbuat dari plastik dan memiliki dua bandul yang dihubungkan dengan seutas tali.

Cara bermain latto-latto juga bukanlah hal yang sulit, bahkan semua kalangan bisa memainkan jenis permainan ini.

Anda hanya perlu menggoyangkan dan menyeimbangkan dua bola latto-latto untuk saling berbenturan dan mengeluarkan bunyi.

Jadi 'Masalah' Baru

Meskipun memiliki dampak positif bagi anak-anak, rupanya kehadiran lato-lato juga bisa berdampak buruk.

Bahkan sejumlah Dinas Pendidikan di daerah Jawa Barat telah melarang siswanya membawa lato-lato ke lingkungan sekolah.

Empat daerah yang melarang lato-lato di Jawa Barat adalah, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Bogor.

"Sangat dilarang siswa untuk membawa lato-lato ke sekolah karena sekolah tempat belajar, bukan tempat bermain. Jadi saya tegaskan, tidak boleh membawa permainan lato-lato ke sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bogor, Juanda Dimansyah.

Meski begitu, psikolog UGM Prof. Koentjoro meminta sekolah tidak melarang lato-lato dibawa ke lingkungan sekolah.

Alih-alih melarang, Koentjoro meminta sekolah untuk memfasilitasi hobi anak-anak tersebut.

"Bukan sekadar melarang karena bahaya atau membiarkan saja," katanya, Selasa 10 Januari 2023.

Cara itu, menurut dia, tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif. Sekolah, kata dia, juga memiliki peran untuk memberikan pengertian pada siswa terkait aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.

"Anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan," kata dia.***

Sentimen: negatif (66.7%)