Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Zakat Fitrah
Kab/Kota: Lamongan
Tokoh Terkait
Teladani Gus Dur dan Gus Sholah, PAC ISNU Paciran Lamongan Gelar Halaqoh dan Haul
Beritajatim.com
Jenis Media: Politik

Lamongan (beritajatim.com) – Pengurus Anak Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PAC ISNU) Paciran menggelar kegiatan Halaqoh Pemikiran Gus Dur dan Gus Sholah untuk Kemandirian Nahdlatul Ulama (NU), di Gor KSC, Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Kamis (27/1/2022).
Ketua PAC ISNU Paciran, Khoirul Huda, MM menyampaikan, bahwa kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati haul dua tokoh besar NU, yakni KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang ke-12 dan KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) yang ke-2, sekaligus Harlah NU yang ke-96.
“Sebagai upaya tahadduts bi ni’mah, kegiatan ini diinisiasi ISNU untuk menghidupkan kembali pemikiran dan apa yang telah dilakukan oleh Gus Dur dan Gus Sholah dengan cara memperingati haulnya. Sehingga kita juga bisa benar-benar meneladaninya,” ujar Khoirul Huda.
Selain itu, Khoirul Huda juga menjelaskan, jika ada banyak hal yang bisa diteladani dari sosok keduanya, tak hanya pluralisme dan kemanusiaan, namun juga tentang perjuangan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan umat.
“Di sisi lain, kita mencoba untuk mengapresiasi sekaligus menindaklanjuti apa yang sudah digagas oleh kepengurusan baru PBNU, kaitannya dengan kewirausahaan dan kemandirian NU melalui produk Nutrisi Santri (Nutrisan), yang diolah dari ikan laut yang mana ini adalah potensi besar yang dimiliki Lamongan. Mudah-mudahan ini membawa berkah,” terangnya.
Kegiatan Halaqoh Pemikiran Gus Dur dan Gus Sholah untuk Kemandirian NU yang digelar ISNU Paciran, di Gor KSC, Desa Kemantren, Kamis (27/1/2022).
Ketua PC ISNU Lamongan, Raden Zainul Musthofa turut mengatakan, bahwa Gus Dur dan Gus Sholah adalah 2 tokoh yang fenomenal. Capaian-capaian dari keduanya begitu besar dan memiliki banyak dampak yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Banyak capaian dan terobosan yang sudah dilakukan oleh keduanya. Seperti halnya Gus Sholah, beliau menerbitkan karya-karya KH Hasyim, mendirikan rumah sakit pesantren untuk umat, dan terobosan lainnya yang tak diragukan lagi. Semoga melalui kegiatan ini kita bisa lebih meneladani dua sosok yang fenomenal ini,” kata Raden Zainul, yang juga ketua Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebu Ireng Lamongan.
Sementara itu, Dr Mukhlas Syarkun, Penulis buku Ensiklopedia Gus Dur yang juga pemantik dalam Halaqoh ini mengungkapkan, jika Gus Dur dan Gus Sholah merupakan dua sosok yang sama tapi beda, yakni sama-sama mewarisi khazanah dari Pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, namun beda pendekatan yang dilakukan.
“Jika Gus Dur itu orangnya lebih humoris, pendekatan yang digunakan lebih pada manhaji atau fikih dakwah yang penekanannya cenderung falsafi dan tasawuf, sementara Gus Sholah itu orangnya lebih serius dan disiplin, yang lebih ke qouli atau fikih syariah, dan menonjolkan nidlom atau manajemen,” tuturnya.
Lebih lanjut Mukhlas memaparkan, jika latar belakang pemikiran Gus Dur ini lebih dipengaruhi oleh sosok KH Wahab Chasbullah, sementara Gus Sholah lebih dipengaruhi oleh KH Bisri Syansuri. Meski beda cara pandang, lanjut Mukhlas, keduanya memiliki tujuan sama dalam hal kemanusiaan, kesetaraan, dan perdamaian.
Menurut Mukhlas, Gus Sholah dan Gus Dur adalah negarawan yang demokratis dan akomodatif. Jika Gus Sholah berjuang melalui UU Syariat seperti perkawinan, zakat, dan lain-lain. Sedangkan Gus Dur berjuang melalui kebijakannya tanpa menanggalkan syariat Islam.
“Hal itu terbukti saat jadi Presiden, Gus Dur mampu menekan angka kemiskinan hingga 2,5 persen, lalu gaji pegawai dikalikan 2 kali lipat agar ekonomi di bawah tumbuh meningkat. Pendekatan yang digunakan Gus Dur pun juga begitu harmonis dan dialogis, lebih pada pembinaan dan tak langsung menghakimi,”
Kegiatan Halaqoh Pemikiran Gus Dur dan Gus Sholah untuk Kemandirian NU yang digelar ISNU Paciran, di Gor KSC, Desa Kemantren, Kamis (27/1/2022).
“Wajar kedua sosok ini begitu dikagumi, Jika Gus Dur diblnobatkan sebagai Bapak Pluralismi, maka Gus Sholah juga dinobatkan sebagai Bapak Civil Society Indonesia. Terakhir, pesan yang begitu membekas dari Gus Dur adalah tidak ada jabatan di dunia ini yang dipertahankan mati-matian,” jelas pria kelahiran asli Paciran Lamongan ini.
Dalam kesempatan yang sama, Nyai Hj Farida, istri KH Sholahuddin Wahid yang juga hadir secara virtual dalam Halaqoh menyampaikan, bahwa Gus Sholah memiliki banyak keinginan besar dan visi kebangsaan yang luas.
“Selain itu, Gus Sholah ini sosok yang punya pendirian kuat, tegas, dan gigih dalam memperjuangkan kemanusian dan hak asasi manusia. Beliau juga memiliki pergaulan yang sangat luas dan pendengar yant baik, dan mudah berkompromi dengan pihak lain untuk kemaslahatan,” ungkap Nyai Farida.
Tak cukup itu, Nyai Farida menambahkan, jika Gus Sholah merupakan tokoh yang sangat mencintai NU. Oleh sebab itu, ada keinginan dari Gus Sholah yang patut diperjuangkan oleh para warga NU hingga saat ini.
“Beberapa keinginan yang terus diperjuangkan oleh beliau hingga akhir hayatnya, yakni memperjuangkan tentang Khittoh NU dan menjaga pemikiran-pemikiran Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari melalui sejumlah karya-karyanya, baik tentang aqidah, ibadah, kemandirian ekonomi dan hal-hal maslahat lainnya,” tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini di antaranya, Ketua Syuriah PCNU Lamongan, KH Salim Azhar, Moderator Halaqoh KH Bi’in Abdus Salam, Ketua Syuriah MWC NU Paciran KH Abdul Ghoni Mannan, Sejumlah Pengurus MWC NU Paciran, dan jajaran Banom NU Lamongan lainnya. [riq/but]
Sentimen: positif (100%)