Salah satu atraksi seni di tempat wisata Mangunan (Foto: Primaswolo Sudjono)

Krjogja.com - YOGYA - Wisatawan yang datang ke Yogyakarta membludak di saat pergantian Tahun Baru 2023, menjadi tanda kian pulihnya sektor pariwisata, termasuk diantaranya perhotelan. Meski dibayangi resesi global, namun diharapkan tetap tahan dan tidak berdampak di Yogyakarta. "Tahun 2023, walaupun terbayang krisis global kita masih optimis melihat reservasi-reservasi yang masuk di bulan Januari, Febuari di tahun 2023," ungkap Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono kepada , Minggu (1/1/2023) terkait sejauh mana optimisme bidang pariwisata di tahun 2023. Menurut Deddy, agar lebih jelas terkait bayang-bayang krisis global tersebut, perlu melihat 5 bulan ke depan. Diharapkan dunia perhotelan di Yogyakarta bisa menghadapinya jika memang ancaman krisis tersebut terjadi. "Pandemi bisa kita atasi dan lewati bersama dengan guyub sesarengan. Tentunya bayang-bayang krisis jika terjadi pasti akan kita atasi dengan cara yang sama," ungkap Deddy. Dikemukakan Deddy, Nataru 2022 yang baru saja selesai telah membawa berkah,karena okupansi periode 24 Desember sampai 1 Januari 2023, rata-rata bisa mencapai 88%. Sedangkan di tanggal 24 Desember dan 31 Desember sebagian besar hotel bisa capai 97%. "Ini rekor dibanding sblm pandemi 2018 yang rata-rata 85 % dan 2019 rata-rata 80 %. "Lebih-lebih di tahun 2022 ini ada tambahan hotel bintang baru di Gunungkidul dan Kulonprogo, yang otomatis menambah jumlah kamar di DIY. Membludaknya wisatawan yang datang ke Yogyakarta, terlihat dari menumpuknya kendaraan luar daerah ke Yogyakarta. Terlebih pada malam tahun baru, mereka menghadiri perayaan pergantian tahun di sejumlah titik di Yogyakarta, termasuk diantaranya menyaksikan pesta kembang api. (Jon)