Sentimen
Negatif (100%)
4 Jan 2023 : 22.11
Informasi Tambahan

BUMN: Perum Damri

Institusi: ITB

Kab/Kota: bandung, Surabaya

Kasus: zona merah, Kemacetan

Tokoh Terkait

Mengupas Kemacetan Kota Bandung Bagian 2 : Efisiensi Pemanfaatan Ruang Jalan atau Bisnis Gedung Parkir?

4 Jan 2023 : 22.11 Views 4

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Mengupas Kemacetan Kota Bandung Bagian 2 : Efisiensi Pemanfaatan Ruang Jalan atau Bisnis Gedung Parkir?

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM—Pertumbuhan jumlah kendaraan dan efektivitas pemanfaatan ruang jalan menjadi dua biang kerok terbesar kemacetan di Kota Bandung.

Dua lagi, biang kerok penyebab kemacetan yakni kedisiplinan warga berkendara dan pemasangan rambu atau marka jalan kurang efektif.

Apalagi, saat ini, ratusan ribu bahkan jutaan kendaraan kembali berseliweran usai Presiden Jokowi mencabut aturan PPKM.

Baca Juga: Mengupas Kemacetan Kota Bandung Bagian 1: Keluhan Warga Hadapi Kemacetan Setiap Hari

Ditambah lagi, Kota Bandung, sebagai wilayah pusat perkantoran di siang hari membuat arus kendaraan semakin tumplek.

Sebagai contoh, simpang Carrefour atau lebih familiar disebut simpang Samsat terkenal dengan julukan lampu merah terlama di Kota Bandung.

Antrean kendaraan mengekor sepanjang 5 kilometer menjadi pemandangan biasa pada pagi hari atau weekend. Belum lagi kemacetan di Jalan AH Nasution, simpang Pasteur, hingga pertigaan Arcamanik.

Itu hanya contoh kecil saja, masih banyak titik kemacetan lain di Kota Bandung yang membuat warga stres setiap hari.

Baca Juga: Alternatif Menuju Masjid Raya Al Jabbar Bandung, Dijamin Gak Kena Macet!

Pakar Transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono menilai kemacetan Kota Bandung merupakan hal kompleks untuk diselesaikan. Jika dibedah, terdapat empat penyebab utama kemacetan. Mulai dari kedisiplinan berkendara, pemasangan rambu serta marka jalan kurang efektif, pemanfaatan ruang jalan tidak efisien, dan tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan.

"Dari empat hal tersebut, poin efektivitas ruang jalan dan pertumbuhan jumlah kendaraan merupakan hal paling penting dalam penyebab kemacetan. Termasuk yang terjadi di Kota Bandung," ujar Sony Sulaksono saat ditemui Ayobandung.com, Rabu, 3 Januari 2023.

Merujuk Open Data Kota Bandung milik Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), ada 3.185 ruas jalan di Kota Bandung yang setiap harinya digunakan masyarakat untuk beraktivitas. Jumlah ruas jalan tersebut minim bertambah sejak medio 90-an.

"Jika melihat fenomena kemacetan di Kota Bandung hari ini, tak lepas pertumbuhan kendaraan yang tidak terkendali. Yang mana kapasitas jalan tak cukup lagi untuk menampung jumlah kendaraan," jelasnya.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Bandung Terbaru 2022 Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun dan Natal yang Bebas Macet

Pada 2021 di Kota Bandung terdapat 1.552.747 unit kendaraan bermotor. Sepeda motor merupakan unit terbanyak, jumlahnya mencapai 1.112.336 unit kendaraan. Sedangkan kendaraan roda empat menempati urutan kedua sebanyak 368.406 unit.

"Banyaknya pendatang dari aglomerasi Bandung Raya untuk beraktivitas di Kota Bandung menjadi salah satu hal yang membuat Kota Bandung itu over kapasitas. Sehingga kemacetan menjadi pemandangan biasa dihadapi masyarakat," jelasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bentangan jalan nasional di Kota Bandung mencapai 43,63 kilometer, jalan provinsi 38,45 kilometer, dan jalan kota 1.047,62 kilometer.

Secara rinci, dari 1.047,62 kilometer jalan berada dalam kewenangan Kota Bandung, sebanyak 1.005 kilometer jalan sudah diaspal dan 46,62 kilometer jalan dibeton. Meski terkesan besar, ruas jalan tersebut belum mampu menampung aktivitas masyarakat. yang begitu tinggi.

Baca Juga: Tarif Parkir Gedung di Kota Bandung Naik Per 11 Januari, Berikut Rinciannya!

Secara geografis, karakter ruas jalan di Kota Bandung itu relatif sempit dan berkelok. Berbeda jauh jika membandingkan dengan kota besar lain seperti Medan, Jakarta, dan Surabaya yang memiliki karakter jalan lurus dan lebar.

"Efektivitas penggunaan ruang jalan menjadi penyebab lain macetnya Kota Bandung. Jadi apa maksudnya, ruang jalan tidak dipakai secara efisien yaitu jalan tidak hanya digunakan oleh kendaraan. Mulai terganggu oleh PKL parkir liar dan sebagainya. Akhirnya terjadi penyempitan," jelas Sony.

Kawasan Gedebage banjir. (Ayobandung.com/Magang/Anis Aditiya Arsalan)

Banjir Perparah Kemacetan Kota Bandung

Kemacetan di Kota Bandung diperparah dengan banyaknya titik banjir. Banjir Gedebage dan banjir Terusan Cibaduyut menjadi contoh nyata kemacetan di Kota Bandung sangat kompleks untuk dipecahkan.

Berbagai upaya menangani kemacetan di Kota Bandung memang sudah terasa. Mulai dari pertumbuhan kendaraan hingga memaksimalkan efektivitas ruang jalan. Meski demikian, Pemerintah Kota Bandung tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan hal tersebut.

"Kalau bicara jumlah kendaraan lebih banyak dari ruas jalan apa solusinya, jalan enggak mungkin terus dilakukan pelebaran atau penambahan. Jadi memperbesar dan memperbanyak jalan untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung, itu bukan solusi," katanya.

Pembangunan tol dalam kota, kata dia, bukan menjadi solusi untuk mengentaskan kemacetan di Kota Bandung. Lalu membatasi jumlah kepemilikan kendaraan pun tidak akan bisa dilakukan Pemkot Bandung.

Baca Juga: Bukan Hanya Sesar Lembang, Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan Cicalengka Ancam Gempa di Bandung Raya

"Pembatasan jumlah kendaraan pun tidak bisa dilakukan. Karena, untuk membatasi jumlah kendaraan ranahnya ada di pemerintah pusat atau skala nasional. Misalnya membatasi penggunaan mobil dengan pajak BBM enggak bisa," ungkapnya.

"Membatasi dengan pajak kendaraan yang tinggi enggak bisa, itu kewenangannya ada di provinsi. Jadi Bandung ga bisa apa-apa untuk mengatasi kemacetan dengan mengeluarkan regulasi," jelasnya.

Sony menyarankan Pemkot Bandung untuk membenahi kemacetan salah satunya memaksimalkan efisiensi ruang jalan.

"Bagaimana jalan kita manfaatkan lebih efisien itu solusi yang paling bisa dilakukan untuk jangka pendek. Bandung punya angkot TMB, TMP, DAMRI itu bisa didorong untuk memaksimalkan masyarakat mau menggunakan angkutan umum," jelasnya.

Meski bukan hal mudah, Sony menilai Pemkot Bandung mampu mendorong masyarakat mau beralih atau setidaknya mempertahankan masyarakat yang menggunakan angkutan umum, maka kemacetan akan bisa direduksi secara berkala.

Baca Juga: Wisata Alam Tebing Keraton yang Masuk Zona Merah Sesar Lembang, Terpopuler Lengkap Beserta Tiket Masuknya!

"Pertanyaanya, sejauh mana pemerintah mau berbenah dan mau mendorong angkutan umum agar digunakan kembali masyarakat. Kita ambil contoh Busway di Jakarta, awaknya dicemooh dan ditolak tapi setelah dibenahi dan terintegrasi sistem transportasinya masyarakat akhirnya mau untuk naik angkutan umum," katanya.

Selain itu, pemerintah mulai memetakan kawasan yang ramai aktivitas. Nantinya, kepala daerah atau dinas terkait membuat kajian daerah yang ramah untuk pejalan kaki dan bersepeda. Hal tersebut bisa menjadi langkah awal mengubah pola kebiasaan masyarakat.

"Memang sulit membuat masyarakat naik angkutan umum itu, tapi jika tidak berusaha dimulai ya enggak akan pernah ada perubahan. Misal jarak maksimal 1 kilometer usahakan jalan kaki. Untuk jarak 1-3 kilometer pakai sepeda 5 kilometer pakai angkutan umum," ungkapnya.

"Itu yang menjadi penyebab kemacetan itu, solusinya paling mudah dan murah bagi pemerintah daerah itu melakukan efisiensi ruang jalan. Ini bisa mereduksi kemacetan sebelum memikirkan solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan," katanya.

Pemkot Bandung Sodorkan Solosi ‘Ladang Bisnis’ Gedung Parkir

Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dishub Kota Bandung, Khairur Rijal tidak menampik kemacetan di Kota Bandung sudah menjadi pemandangan biasa masyarakat.

"Sekarang Bandung di mana-mana macet, nanti minggu depan anak sekolah masuk tidak terhindarkan macetnya. Sehingga kita mengupayakan efisiensi penggunaan ruang jalan," ujar Khairur Rijal saat ditemui di Hotel Aryaduta, Rabu, 4 Januari 2023.

Baca Juga: Akhirnya! Ini Persyaratan PPPK Tenaga Teknis Mahkamah Agung, Ada 921 Penempatan untuk Semua Jurusan D3-S1

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mendorong para investor untuk mau berinvestasi dengan membuat gedung-gedung parkir yang ada di Kota Bandung. Sehingga, kata Rijal, dalam jangka panjang parkir di bahu jalan bisa diminimalisir.

"Harapan kita, semua gedung parkir semua lokasi parkir offstreet sudah tersedia seyogyanya badan jalan sudah tidak banyak ada yang parkir. Karena kita untuk membangun jalan baru kan sulit dan bukan solusi atasi kemacetan," jelasnya.

Tak hanya itu, Rijal menyebut ke depan pihaknya akan melakukan berbagai pembenahan fasilitas publik mulai dari transportasi umum, pedestrian hingga sosialisasi penggunaan sepeda untuk meminimalisir kemacetan.

"Harapan kita, semua gedung parkir semua lokasi parkir offstreet sudah tersedia seyogyanya badan jalan sudah tidak banyak ada yang parkir. Selain itu, sistem transportasi kita dibenahi, pedestrianya di bagusin agar kita terbiasa jalan kaki, naik sepeda, naik angkutan umum," tandasnya.

Sentimen: negatif (100%)