Sentimen
Positif (99%)
3 Jan 2023 : 09.20
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Kab/Kota: Jember

Warga Ungkap Kejanggalan Penggunaan Bantuan Sarana Pertanian di Jember

3 Jan 2023 : 09.20 Views 12

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Warga Ungkap Kejanggalan Penggunaan Bantuan Sarana Pertanian di Jember

Jember (beritajatim.com) – Warga mengungkapkan adanya kejanggalan penggunaan bantuan Sarana pertanian di Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bantuan alat mesin pertanian tidak diterima kelompok tani namun disewakan.

“Ada tiga kelompok tani yang mendapat bantuan hand tractor, combi (combine harvester), dan bibit. Saya bertemu dua kelompok tani. Beliau menjelaskan kepada kami hand tractor tidak diserahkan ke anggota kelompok tani. Jadi anggota kelompok tani tidak tahu-menahu adanya bantuan hand tractor,” kata Kukuh Ramadhan, dari organisasi non pemerintah Satya Galang Indonesia, dalam rapat dengar pendapat di ruang Komisi B DPRD Jember, Rabu (2/2/2022).

Ternyata, lanjut Kukuh, hand tractor dipakai oleh warga lain di luar anggota kelompok tani untuk disewakan kepada petani. “Berarti ada omzet. Omzet larinya ke mana? Ya ke ketua ini,” katanya.

Sementara bantuan combine harvester ditolak oleh salah satu ketua kelompok tani. “Alasannya combi tersebut tidak sesuai dengan tekstur sawah di desa. Jadi bantuan itu dikembalikan kepada dinas. Combi itu ada di salah satu petugas penyuluh lapanga,” kata Kukuh.

Tak hanya alat mesin pertanian. “Bantuan bibit ternyata disalahgunakan oleh dua ketua kelompok tani. Bantuan bibit ini diperjualbelikan kepada anggota. Anggota kelompok tani menebus Rp 15 ribu per kilogram. Bibit ini macam-macam. Alasannya uang tersebut sebagai ganti operasional untuk menurunkan barang dan lain-lain,termasuk BBM,” kata Kukuh.

Kepala Bidang Pupuk dan Sarana Prasarana Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Misnari menyebut informasi penjualan benih padi Rp 15 ribu per kilogram tidak masuk akal. “Karena benih padi itu 10 kilogramnya Rp 100 ribu. Kalau 1 kilogram Rp 15 ribu, berarti kan 10 kilogram Rp 150 ribu. Jadi secara logika seperti itu. Bantuan benih dari Dinas Tanaman Pangan gratis,” katanya.

Dinas menyerahkan bantuan benih itu kepada kelompok tani. “Kesepakatan apa di kelompok ya terserah kelompok. Kami tidak membina hal seperti itu. Tapi itu gratis dari dinas. Kami tidak memberikan bantuan itu ke satu orang, tapi kelompok,” kata Misnari.

Misnari juga menegaskan belum ada laporan soal kehilangan alat mesin pertanian yang masuk ke dinasnya. “Jadi intinya kelompok tani belum ada laporan,” katanya. [wir/but]

Sentimen: positif (99.9%)