Sentimen
Positif (88%)
31 Des 2022 : 19.27
Informasi Tambahan

Hewan: Domba

Sejarah Meniup Terompet Tahun Baru Ternyata Berhubungan dengan Agama Ini

31 Des 2022 : 19.27 Views 9

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Sejarah Meniup Terompet Tahun Baru Ternyata Berhubungan dengan Agama Ini

JAKARTA, iNews.id - Selama ini, tak banyak yang mengetahui sejarah meniup terompet tahun baru. Padahal, meniup terompet saat malam pergantian tahun sudah menjadi tradisi hampir di seluruh dunia.

Bahkan di Indonesia sendiri, terompet akan laku keras pada waktu itu. Tanpa terompet, pergantian tahun dianggap kurang meriah dan semarak.

Namun meniup terompet ini ternyata berhubungan dengan tradisi keagamaan tertentu. Adapun sejarah meniup terompet di malam tahun baru adalah sebagai berikut.

Sejarah meniup terompet tahun baru

Perlu diketahui bahwa meniup terompet merupakan tradisi umat Yahudi. Tradisi itu biasa dilakukan saat malam pergantian tahun di bulan Tisyri.

Tisyri sendiri merupakan bulan pertama dalam sistem penanggalan sipil dan bulan ketujuh pada kalender keagamaan Yahudi. Tahun baru Yahudi ini biasanya bertepatan pada bulan September atau Oktober dalam kalender Masehi.

Di waktu malam pergantian tahun tersebut, orang-orang Yahudi akan menggelar perayaan atau biasa disebut sebagai Rosh Hashanah. Menjelang Rosh Hashanah, terompet yang terbuat dari domba jantan atau biasa disebut shofar akan dibunyikan di Sinagoge.

Dalam kitab Taurat, Rosh Hashanah dijelaskan sebagai Yom Teru'ah atau hari bersuara (Shofar). Tujuan dibunyikannya terompet tersebut adalah untuk memanggil orang-orang Yahudi agar melakukan ibadah.

Bunyi shofar ini juga merupakan seruan untuk bertobat dari dosa dan meminta pengampunan Tuhan. Maka dari itu, dimulailah sepuluh hari pertobatan yang diakhiri dengan Yom Kippur atau hari pendamaian saat pergantian tahun.

Ada banyak tradisi yang terkait dengan Rosh Hashanah selain membunyikan shofar. Beberapa tradisi tersebut adalah mendatangi Sinagoge dengan keluarga dan teman, bertaubat atas kesalahan di tahun sebelumnya, serta mengenakan pakaian putih dan baru untuk melambangkan kesucian.

Editor : Komaruddin Bagja

:

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:



Sentimen: positif (88.9%)