Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Event: vaksinasi
Kab/Kota: Batang, Kudus, Roma
Kasus: pembunuhan
3 Khotbah Malam Tahun Baru 2023 Penuh Semangat, Renungan dan Harapan
iNews.id
Jenis Media: Nasional

JAKARTA, iNews.id - Khotbah malam tahun baru 2023 biasa dibaca untuk merenungi perjalanan yang telah dilewati selama satu tahun lalu. Berikut contoh khotbah untuk umat kristiani.
1. Khotbah Malam Tahun Baru oleh Pdt DR Ir Niko Njotorahardjo
Kita baru saja memasuki tahun baru 2022, serta meninggalkan 2021, Tahun Integritas (The Year of Integrity), Tuhan menekankan agar kita hidup berintegritas, artinya semakin menyerupai teladan Yesus Kristus.
Bagaimana keadaan tahun 2022, akankah lebih baik ataukah sebaliknya ? Kita harus berpegang pada firman sesuai Ratapan 3 : 22 & 23, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu !" Percayalah, kasih setia Tuhan selalu baru setiap hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Ratapan 3 : 24 berkata, "'Tuhan adalah bagianku,' kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya." Karena kita selalu berharap kepada-Nya, maka kita dapat berkata, tahun 2022 akan lebih baik dibanding 2021.
Apa yang Terjadi Kalau Kita Berharap Kepada-Nya ?
• Sesuai Yesaya 40 : 30 - 31, orang yang berharap pada Tuhan akan mendapat kekuatan baru, melebihi kekuatan orang-orang muda. Mereka umpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah.
• Sesuai Mazmur 37 : 23 - 24, "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya." Orang yang hidup berkenan pada Tuhan adalah orang yang berharap kepada-Nya. Bagi orang seperti itu, Ia akan menetapkan langkah-langkahnya; dan apabila terjatuh, tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. Sebagai orang yang berkenan pada Tuhan, bisa saja kita jatuh dalam berbagai macam kegagalan ataupun permasalahan, namun tak sampai tergeletak sebab Ia menopang tangan kita.
• Sesuai Yeremia 17 : 7 - 8, "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."
• Sesuai Mazmur 32 : 8 dan 33 : 18, mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang takut akan Dia serta berharap pada kasih setia-Nya. Tuhan mengajar, menasihati dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Tuntunan Tuhan ini hanya akan kita mengerti kalau mata kita tertuju pada-Nya.
2022 akan lebih baik daripada 2021 sebab hati kita melekat pada Tuhan serta hidup intim dengan Dia. Mazmur 91 : 14 - 16 berkata, "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku." Jadi, kalau hati kita melekat pada Allah dan hidup intim dengan-Nya, maka :
1. Tuhan meluputkan dan membentengi kita dari sakit-penyakit, panah api si jahat, jerat penangkap burung, kedahsyatan malam (terror of the night) atau penculikan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, terorisme, & peperangan.
2. Tuhan akan menjawab ketika kita berseru pada masa kesesakan.
3. Tuhan akan memuliakan kita.
4. Tuhan akan menganugerahkan panjang umur dengan berkat melimpah.
5. Tuhan akan memberikan keselamatan.
Tuhan menuntun kita memasuki tahun baru ini dengan memberi tema tahun 2022 adalah Tahun Paradigma yang Baru (The Year of A New Paradigm). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 'paradigma' merupakan 'model' dan 'kerangka berpikir'. Sedangkan, Westminster Dictionary of Theological Terms menjelaskan, paradigma adalah contoh, pola, model. Istilah ini sering dipakai guna menunjukkan cara berpikir dalam teologi ketika bahan-bahan dikumpulkan serta diatur ke suatu pola ataupun cara tertentu seperti dalam doktrin.
Tuhan memberi ayat emas untuk tema ini, yaitu Yesaya 43 : 18 - 21 dan Filipi 3 : 13 - 14. Dalam Yesaya 43, Tuhan berkata bahwa dulu orang Israel dibebaskan dari kejaran Firaun serta pasukannya yang mati di tengah-tengah Laut Merah. Kemudian, orang Israel dibebaskan dari Babel dengan cara berbeda. Tuhan berkata, "Jangan ingat hal-hal yang dulu. Sekarang Aku hendak membuat sesuatu yang baru." Dulu Allah menyelamatkan Israel lewat laut, kini Allah menyelamatkan Israel dengan cara yang baru.
Allah menyelamatkan mereka melalui jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara. Inilah paradigma yang baru. Bagian Tuhan ialah memberikan paradigma atau sesuatu yang baru, yaitu membuat jalan di padang gurun dan sungai di padang belantara yang waktu itu tidak mungkin bisa dikerjakan manusia. Tetapi, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Tujuan Tuhan menyelamatkan Israel dari Babel karena mereka umat pilihan-Nya dan ditetapkan untuk memberitakan kemahsyuran nama-Nya.
Demikian juga kita umat-Nya di 2022 ini, Tuhan akan menolong serta membebaskan kita dari masalah-masalah di seluruh aspek hidup kita sakit-penyakit, keluarga, pelayanan, bisnis dan masa depan dengan cara-cara atau paradigma yang baru. 1 Korintus 2 : 9 berkata, "Tetapi seperti ada tertulis : apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul dalam hati manusia, semua yang disedikan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Apa yang Tuhan minta dari kita, selain memberitakan kemasyhuran-Nya dan menyelesaikan Amanat Agung di era Pentakosta Ketiga. 1 Petrus 2 : 9 berkata, "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu menberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib."
Memasuki 2022, pandemi sampai sekarang belum usai, maka cara-cara pelayanan di gereja berubah. Kita tidak bisa memakai cara-cara yang lama. Misalnya, sesuai hasil penelitian George Barna yang dirilis 6 Juni 2021, mengenai generasi muda di Amerika sebagai angkatan yang berbeda. Dikatakan, pelayanan gereja selama lima dekade terakhir ini tidak akan efektif untuk generasi sekarang ini.
Jadi, perlu paradigma yang baru dalam pelayanan gereja. Tuhan sedang membuat paradigma yang baru sebagai pola yang baru, dan bagian kita menerima sebagai cara pandang yang baru. Demikian juga dalam berbisnis, pasti banyak cara lama yang sudah tidak bisa lagi dipakai.
Wahyu 13 : 16 pasti digenapi. Manusia tidak dapat membeli dan menjual kalau tidak memiliki tanda antikristus di tangan kanan dan dahinya. Dengan seizin Tuhan, sekarang dunia sedang dibawa ke sana untuk menggenapinya. Tetapi, bagi kita yang percaya pengangkatan (Rapture) terjadi sebelum masa sengsara (Pre-tribulation), kita tidak akan mengalaminya. Maka, daripada sibuk memikirkan chip antikristus sampai menolak vaksinasi, sebaiknya kita mempersiapkan diri untuk pengangkatan yang sudah sangat dekat waktunya. Jadi, di Tahun Paradigma yang Baru ini, ada tiga hal yang mesti diperhatikan :
• Paradigma adalah inisiatif Tuhan yang perlu direspons oleh umat-Nya. Ada bagian yang Tuhan perbuat, ada bagian yang umat-Nya harus lakukan.
• Bagian Tuhan membuat sesuatu yang baru, yaitu paradigma yang baru sebagai pola.
• Bagian umat melihat, mengetahui dan menerima yang Tuhan buat, yaitu paradigma sebagai cara pandang.
Sesuai Filipi 3 : 7 - 9, titik tolak perubahan paradigma Paulus terkait masa lalunya adalah karena pengenalan akan Kristus. Orang yang berjumpa dengan Yesus seharusnya mengalami perubahan paradigma. Artinya, memiliki paradigma yang baru. Sesuai Filipi 3 : 13 - 14, yang merupakan ayat emas kita, Paulus melupakan apa yang di belakangnya, dan mengarahkan diri pada apa yang di depannya, serta berlari-lari kepada tujuan. Artinya, mengejar sekalipun menderita untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Kita tidak hanya masuk surga, tetapi juga menerima hadiah berupa mahkota. Karena itu, mari respons ajakan untuk memiliki dan menghidupi paradigma yang baru.
Memiliki paradigma yang baru dalam mengikut Tuhan adalah sebuah keharusan. Tinggalkan cara hidup yang lama jika mengikut Tuhan. Cara hidup ataupun paradigma yang lama termasuk pola pikir, tutur kata, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari harus mengalami perubahan. Orang Kristen yang sudah lahir baru, tetapi masih pakai paradigma lama, perlu bertobat !
Apa yang Alkitab Katakan Tentang Paradigma yang Baru ?
Roma 12 : 2, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apakah yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Dalam bahasa Yunani, kata 'budi' adalah 'nous' yang berarti pikiran, akal budi, pola pikir atau mindset yang artinya sama dengan paradigma. Tuhan menghendaki kita memiliki pikiran atau paradigma yang baru supaya tidak lagi sama dengan orang-orang dunia, melainkan mengerti kehendak Allah.
Sebelum bertobat, pasti pola pikir dan cara hidup kita sama dengan dunia. Tinggalkanlah, dan masuk dalam paradigma yang baru. Sebab, paradigma lama akan menghambat kita mengerti dan melakukan kehendak Allah pada zaman ini. Bagaimana supaya memiliki pola pikir atau paradigma yang baru ? Melalui firman Allah dan Roh Kudus. Baca Alkitab setiap hari, renungkan, lakukan, bersaksi, dan selalu berkata, "Penuhi kami dengan Roh-Mu, ya Tuhan. Biarlah kami dituntun dengan firman dan Roh-Mu."
Akhirnya, paradigma yang lama, yaitu pola pikir duniawi yang berdampak pada kehidupan duniawi akan berujung ke kebinasaan dan hilang keselamatan. Karena itu, miliki dan hidupi paradigma yang baru, serupa dengan Yesus, berintegritas, mencari dan memikirkan perkara-perkara surgawi, bukannya yang di bumi. Sehingga, saat Tuhan Yesus kelak datang kembali dan menjemput kita gereja-Nya di awan-awan permai, kita akan diangkat dan masuk surga, serta bersama-sama dengan Tuhan Yesus selama-lamanya. Selama-lamanya.
Ingat, memasuki 2022, Tahun Paradigma yang Baru (The Year of A New Paradigm), ada enam hal yang harus kita perhatikan :
1. Tuhan sedang membuat paradigma yang baru, kita harus menerimanya sebagai pola pikir dan cara pandang yang baru.
2. Tuhan akan menolong dan membebaskan kita dari masalah-masalah yang terjadi di seluruh aspek kehidupan kita dengan paradigma yang baru, dan kita mesti mengerti serta menerimanya. 1 Korintus 2 : 9 yang berbicara tentang apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah timbul dalam hati, akan kita alami karena kita mengasihi Tuhan Yesus.
3. Tuhan mengingatkan, sebagai orang Kristen yang sudah lahir baru agar kita meninggalkan hidup keduniawian atau paradigma yang lama, supaya masuk dalam paradigma yang baru, yaitu kehidupan kerajaan surgawi.
4. Kita melupakan apa yang di belakang kita, yaitu kehidupan duniawi. Lalu, mengarahkan diri pada apa yang ada di hadapan kita, yaitu kehidupan surgawi dan berlari-lari kepada tujuan. Artinya, mengejar sekalipun menderita untuk memperoleh hadiah berupa mahkota. Kita patut berpikir tidak hanya masuk surga, tetapi juga masuk surga dengan memperoleh mahkota.
5. Kita memohon ke Tuhan agar dipimpin oleh firman dan Roh-Nya supaya dapat memahami serta menghidupi paradigma yang baru.
6. Dengan paradigma yang baru, Tuhan meminta kita supaya memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah menyelamatkan kita agar dalam era Pentakosta Ketiga ini kita menyelesaikan Amanat Agung, dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.
Tuhan Yesus Memberkati
Editor : Puti Aini Yasmin
:
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:
Sentimen: positif (94.1%)