Sentimen
Negatif (66%)
28 Des 2022 : 11.07
Informasi Tambahan

Kasus: pembunuhan, Insiden penembakan, penembakan

Tokoh Terkait
Ronny Talapessy

Ronny Talapessy

Brigadir Yosua Hutabarat

Brigadir Yosua Hutabarat

Bharada E Disebut Alami Dilema Moral karena Perintah Atasan, Ahli: Menembak Sampai Mati Bukan Hal Kecil

28 Des 2022 : 11.07 Views 8

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Bharada E Disebut Alami Dilema Moral karena Perintah Atasan, Ahli: Menembak Sampai Mati Bukan Hal Kecil

PIKIRAN RAKYAT – Sidang lanjutan untuk mengusut kasus pembunuhan Brigadir J masih terus dilakukan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan hingga hari ini, Senin, 26 Desember 2022.

Pada persidangan hari ini, tim penasihat hukum terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E diketahui menghadirkan sejumlah orang ahli sebagai saksi dalam sidang lanjutan tersebut.

Salah satu ahli yang dihadirkan tersebut adalah Romo Magnis Suseno yang merupakan Guru Besar Filsafat Moral.

Berdasarkan keterangan dari kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy menjelaskan bahwa Romo Magnis dihadirkan dalam persidangan dengan tujuan untuk membicarakan soal filsafat moral terkait insiden penembakan terhadap Brigadir J.

Baca Juga: Keterangan Bharada E Soal Sarung Tangan Hitam Ferdy Sambo Rontok, Ronny Talapessy Buka Suara

“Kenapa kita hadirkan beliau? Karena, pertama mau kita sampaikan bahwa terjadi konflik moral yang besar. Dilema moral yang dihadapi oleh Richard eliezer ketika harus menembak almarhum Yosua,” katanya, Senin, 26 Desember 2022.

Sementara itu, dalam persidangan pada hari ini, Romo Magnis pun menyebutkan bahwa Bharada E mengalami dilema moral dari sudut pandang etika.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Romo Magnis untuk menjawab pertanyaan Ronny Talapessy soal sudut pandang etika atas perintah untuk menembak Brigadir J yang diterima oleh Bharada E.

“Bharada E adalah seorang anggota Polri yang terikat oleh kewajiban untuk mengikuti perintah atasan, termasuk saat diperintah untuk menembak orang. Bagaimana saudara ahli melihat tersebut dari sudut pandang etika?,” ucap Ronny bertanya ke Romo Magnis.

Baca Juga: Bharada E Dijenguk Keluarga dan Pengacaranya pada Hari Natal 2022

“Dari sudut pandang etika, di situ kita bicarakan dengan sebuah dilema moral. Di satu pihak, harusnya dia tahu bahwa yang diperintahkan itu tidak boleh diperintahkan,” tutur Magnis menjawab.

“Tentu di situ juga bisa dipertanyakan, apakah misalnya dalam budaya yang sangat mementingkan perintah, batas wajib melaksanakan perintah dibicarakan. Saya tidak tahu sama sekali hal itu. Jangan-jangan, para, katakan saja misalnya di kepolisian, para polisi hanya dididik ‘pokoknya kamu harus taat selalu'” kata Magnis melanjutkan.

Lebih lanjut, Romo Magnis pun mengatakan bahwa Bharada E mengalami dilema terkait perintah dari atasannya untuk menembak. Romo Magnis pun menjelaskan jika menembak bukan suatu hal yang kecil.

“Nah secara etis, dalam dilema itu bisa saja kejelasan penilaian yang bersangkutan itu, yang jelas merasa amat susah karena berhadapan. Di satu pihak, menembak sampai mati bukan hal kecil. setiap orang tahu, dia tahu juga,” ujarnya.

Romo Magnis mengatakan bahwa sang pemberi perintah juga bisa saja berada pada situasi yang berat, sehingga Bharada E pun tidak bisa disalahkan begitu saja.

“Yang memberi perintah itu orang yang juga dalam situasi tertentu malah berat untuk memberi perintah menembak mati,” ucapnya.

“Dia (Richard) harus melarang, tetapi apakah dia (Pemberi perintah/Sambo) bisa mengerti. Dan dalam etika pengertian kesadaran itu merupakan unsur kunci,” tuturnya.***

Sentimen: negatif (66.7%)