Sentimen
Negatif (100%)
25 Des 2022 : 21.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris

Kasus: pembunuhan, penembakan

Paris Masih Diguncang Kerusuhan Pasca Penembakan Suku Kurdi

25 Des 2022 : 21.50 Views 18

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Paris Masih Diguncang Kerusuhan Pasca Penembakan Suku Kurdi

AKURAT.CO  Serangan mematikan terhadap komunitas Kurdi di Paris berhasil memicu demonstrasi besar-besaran, dengan kerusuhan terus berlanjut hingga hari kedua.

Pada Sabtu (24/12) waktu setempat, ribuan aktivis Kurdi dan kelompok anti-rasisme kembali menggelar protes massal di Paris. Mereka menuntut jawaban menyusul pembunuhan tiga warga Kurdi dalam penembakan di pusat kota Paris pada Jumat (23/12) lalu.

Namun, demonstrasi kemudian berujung ricuh, dengan sejumah pengunjuk rasa melakukan aksi anarkis, membalikkan mobil hingga membakar beberapa kendaraan. Beberapa pendemo yang emosi juga melemparkan benda ke arah polisi. Dalam bentrokan itu, petugas anti huru-hara menanggapi dengan menembakkan gas air mata.

baca juga:

Menurut DW, protes pada Sabtu sebagian besar dimulai dengan damai. Namun, seperti demonstrasi pada hari sebelumnya, bentrokan kemudian pecah antara kelompok pengunjuk rasa dan polisi.

Dalam insiden terbaru itu, para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di dekat Place de la Republique Paris, di mana mobil-mobil dibalik hingga toko-toko dirusaki.

Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengatakan kepada BFM TV bahwa belasan pengunjuk rasa bertanggung jawab atas kekerasan tersebut, menambahkan ada 11 penangkapan dan sekitar 30 luka ringan.

Tiga orang telah terbunuh dalam serangan hari Jumat, yang terjadi di sebuah pusat kebudayaan Kurdi dan sebuah restoran.

Tersangka, yang dilaporkan menyebut dirinya rasis, telah dipindahkan ke fasilitas psikiatris.

Pria berusia 69 tahun itu dibebaskan dari tahanan karena alasan kesehatan setelah pemeriksaan pada Sabtu, kata jaksa penuntut. Dia sejauh ini belum muncul di hadapan hakim. Dilaporkan tersangka akan diajukan ke hakim investigasi jika kesehatannya memungkinkan.

Pasca penembakan, sumber polisi mengungkap kepada kantor berita AFP bagaimana pelaku telah mengaku membenci orang asing.

Sumber yang sama mengatakan pelaku, pada hari kejadian, melepaskan banyak tembakan, dengan polisi menemukan sebuah kotak berisi setidaknya 25 selongsong peluru dan 'dua atau tiga' magasin berisi peluru.

Saksi mata mengatakan penyerang, dengan ciri-ciri fisik tinggi, berkulit putih dan tua, menembak mati dua pria dan seorang wanita di distrik ke-10 Paris.

Tiga lainnya terluka,  dengan salah satunya masih dalam kondisi kritis.

Pada Jumat, pelaku menargetkan setidaknya tiga lokasi, yakni pusat budaya Kurdi Ahmet Kaya, serta restoran terdekat dan penata rambut. Usai meneror tempat-tempat ini, tersangka ditangkap tanpa perlawanan.

Tersangka yang merupakan pensiunan masinis, lantas ditahan dengan tuduhan melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Ia juga kemudian didakwa dengan motif rasis.

Pelaku memiliki sejarah pelanggaran senjata dan telah diketahui bahwa dia dibebaskan dengan jaminan hanya beberapa hari sebelum penyerangan.

Tahun lalu, dia didakwa melakukan kekerasan rasis atas serangan pedang di sebuah kamp migran di tempat lain di ibu kota Prancis.

Segera setelah penembakan pada Jumat, kerusuhan pecah. Rekaman menunjukkan orang-orang menyalakan api di jalan-jalan dan memecahkan jendela mobil.

Polisi, di sisi lain, menggunakan gas air mata ketika pengunjuk rasa berusaha menerobos penjagaan keamanan.

Kekerasan baru pada Sabtu terjadi setelah ratusan orang Kurdi berkumpul dengan damai di Place de la Republique untuk memberikan penghormatan kepada ketiga korban. Tidak jelas apa yang memicu bentrokan itu.

Setelah penembakan pada Jumat, komunitas Kurdi menyerukan agar otoritas Prancis memberikan perlindungan yang lebih baik kepada mereka. Pada Sabtu, tokoh masyarakat menggelar pertemuan dengan kepala polisi Paris.

Penembakan pekan lalu terjadi hampir 10 tahun setelah pembunuhan tiga aktivis perempuan Kurdi di ibu kota Prancis - sebuah kejahatan yang belum terselesaikan.

Komunitas Kurdi mengatakan mereka kembali dihantui rasa ketakutan, trauma, dengan pembunuhan tersebut, yang terjadi pada Januari 2013, kata seorang pengacara dewan demokrasi Kurdi di Prancis (CDK-F), BBC melaporkan.[]

Sentimen: negatif (100%)