AKURAT.CO  Gara-gara virus corona yang masih 'menggila', warga Shanghai tahun ini harus merayakan Natal tanpa kemeriahan. Dilaporkan pihak berwenang di kota itu telah mendesak warga untuk tinggal di dalam rumah akhir pekan ini.

Shanghai, kota terpadat di China, tengah mengupayakan Natal yang lebih 'kalem' akibat virus Covid-19 yang mengamuk secara nasional, menyusul pencabutan pembatasan ketat.

Cabang Komisi Kesehatan Kota Shanghai pada Sabtu (24/12) mendesak warga, khususnya kaum muda untuk menghindari pertemuan yang ramai. Situasi saat ini dinilai masih mengancam, dengan virus corona menyebar dengan mudah dan suhu yang rendah.

baca juga:

Natal memang tidak dirayakan secara tradisional di China, tetapi merupakan hal yang umum bagi pasangan muda dan beberapa keluarga untuk menghabiskan liburan bersama.

Varian omicron telah melonjak selama beberapa minggu pasca pihak berwenang secara tiba-tiba mengakhiri kebijakan nol-Covid mereka. Usai demonstrasi besar-besaran akhir November lalu, otoritas di China segera melonggarkan penguncian, mencabut persyaratan pengujian yang ketat dan pembatasan perjalanan.

China adalah negara besar terakhir yang baru bergerak menuju apa yang digambarkan sebagai hidup berdampingan dengan virus corona.

Banyak yang menyambut baik langkah pelonggaran tersebut. Namun, keluarga dan sistem kesehatan, bagaimapun, belum siap untuk menghadapi lonjakan infeksi yang diakibatkannya. Rumah-rumah sakit berebut tempat tidur dan pasokan darah. Sementara apotek berlomba mencari obat-obatan, dan pihak berwenang berjibaku membangun klinik untuk Covid.

Shanghai biasanya menjadi tuan rumah bagi pasar-pasar besar bertema Natal. Toko hingga restoran berjejer, menawarkan promosi atau diskon, di area perbelanjaan mewah di sepanjang Nanjing West Road.

Namun penyebaran Omicron meredam perayaan, yang biasanya meriah.