Sentimen
Demon Core, Inti Terkuat Bom Atom yang Batal Dijatuhkan di Jepang pada Perang Dunia Ke-2
iNews.id
Jenis Media: Nasional

JAKARTA, iNews.id - Demon Core atau bom atom dengan nama ‘inti iblis’ sudah dipersiapkan dan tinggal menunggu waktu untuk dilepaskan ke Jepang. Pada perang dunia ke-2, Jepang harus menelan kekalahan setelah Kota Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak akibat ledakan bom atom ‘Little Boy’ dan ‘Fat Man’.
Masih terguncang akibat serangan mematikan kedua bom atom tersebut. Rupanya Jepang masih belum bisa bernapas lega, sebab Amerika Serikat sudah mempersiapkan bom atom ‘Demon Core’ yang bakal dilepaskan di Jepang.
Bom atom ke-3 ini diklaim bisa menimbulkan kehancuran total bagi Jepang di perang dunia ke-2. Demon Core memiliki berat 6,2 kilogram yang terdiri dari plutonium dan galium halus. Namun, Demon Core tidak jadi dilepaskan sebab Jepang lebih dulu menyerah kepada sekutu pada 15 Agustus 1945.
Meski misi pelepasannya dibatalkan, bom atom ke-3 yang dinamai Demon Core yang terdampar di Los Alamos, masih berpeluang untuk membunuh.
Para ilmuwan Los Alamos sudah mengetahui risiko yang terjadi. Menurut mereka, plutonium yang ada di Demon Core bisa menjadi superkritis, titik di mana reaksi nuklir bisa memicu ledakan radiasi mematikan.
Pada malam hari tanggal 21 Agustus 1945, ilmuwan Los Alamos bernama Harry Daghlian kembali ke lab tempat ia bekerja setelah makan malam. Ia memutuskan ke lab sendirian dengan melanggar protokol keamanan.
Setibanya di lab, Daghlian mulai bekerja, mulanya ia mengelilingi bola plutonium ‘Demon Core’ dengan batu bata yang terbuat dari karbida tungsten. Batu bata karbida tungsten tersebut bisa memantulkan neutron oleh inti di atasnya.
Ketika menyusun batu bata, Daghlian tidak sengaja menjatuhkannya di atas bola plutonium, seketika Daghlian mengambil batu bata tersebut. Tapi, saat dia mengulurkan tangannya, ia merasakan sensasi kesemutan.
Akibat aksinya, Daghlian terpapar radiasi dengan dosis sangat mematikan. Tangan Daghlian mulai terbakar, melepuh, dan akhirnya jatuh kota setelah dirinya merasakan mual dan nyeri selama berminggu-minggu.
Pasca insiden tersebut, Harry Daghlian meninggal di hari ke-25. Sejumlah petugas keamanan juga terpapar radiasi namun tidak mematikan.
Bom Atom ‘Demon Core’ kembali memakan korban
Insiden demon core kembali terjadi pada tanggal 21 Mei 1946. Seorang fisikawan sekaligus rekan Daghlian bernama Louis Slotin, sedang melakukan sebuah eksperimen yang serupa dengan Daghlian.
Seolah tak ingin mengulangi kesalahan yang sama dengan Daghlian, Slotin sangat berhati-hati dalam bereksperimen pada kubah plutonium. Ketika Slotin sedang menggunakan obeng untuk mempertahankan celah kecil agar neutron bisa ‘melarikan diri. Obeng yang digunakan Sloti tergelincir dan jatuh di kubahnya.
Editor : Komaruddin Bagja
Bagikan Artikel:
Sentimen: negatif (100%)