Sentimen
Positif (72%)
16 Des 2022 : 21.07
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Depok

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Deolipa Yumara Polisikan Walikota Depok, Tifatul Sembiring: Pada Caper, Preman Cari Lokak

16 Des 2022 : 21.07 Views 18

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Deolipa Yumara Polisikan Walikota Depok, Tifatul Sembiring: Pada Caper, Preman Cari Lokak

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Anggota DPR RI Tifatul Sembiring, buka suara soal dipolisikannya Walikota Depok oleh pengacara Deolipa Yumara buntut polemik penggusuran SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Depok, Jawa Barat.

"Hobbi sekali ya menggoreng info tentang SD 01 Pocin Depok ini. Bangunan sudah nggak layak, beberapa siswa sudah ketabrak saat nyebrang, rawan," ujar Tifatul Sembiring dikutip dari unggahan twitternya, @tifsembiring (15/12/2022).

Politisi PKS itu lanjut mengatakan, apa ya g ditawarkan Wakilota dengan memindahkan siswa SD 01 Pocin ke SD terdekat, sudah menjadi solusi yang tepat.

"Dicarikan solusi, dipindah ke SD terdekat. Pada caper. Preman cari lokak. Walikota difitnah diskriminasi," tukasnya.

Sebagaimana diketahui, Walikota Depok, Mohammad Idris resmi dipolisikan oleh pengacara Deolipa Yumara buntut polemik penggusuran SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Depok, Jawa Barat.

Laporan terhadap Idris teregister dengan nomor LP/B/6354/XII/2022/SPKT/Polda Metro Jaya tanggal 13 Desember 2022.

Dalam laporan itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Zulpan mengatakan, Deolipa selaku kuasa hukum korban menerangkan bahwa sejak 13 November sampai 13 Desember siswa dan siswi SDN Pocin 1 tidak bersekolah.

Bukan hanya tidak bersekolah, para siswa juga tidak disediakan guru atau pengajar oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok.

Deolipa melaporkan Idris terkait Pasal 77 juncto Pasal 76A butir A Undang-undang Nomor23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak. Laporan itu tengah didalami oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Sebagai informasi, lahan SDN Pocin 1 bakal dialihfungsikan menjadi masjid oleh Pemkot Depok. Para siswa diminta untuk pindah sekolah ke SDN Pocin 3 dan 5.

Namun, tidak semua siswa bersedia untuk pindah. Masih ada siswa yang memilih bertahan dan mereka terpaksa belajar di kelas tanpa didampingi oleh guru.

Terdapat sekitar 200 orang tua dan siswa menolak dan memilih bertahan belajar di SDN Pocin 1.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: positif (72.7%)