Sentimen
Negatif (100%)
9 Des 2022 : 07.49
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Kasus: Teroris, teror, Bom bunuh diri

Tewasnya Pemimpin ISIS Jadi Motif Aksi Bom Bunuh Diri Polsek Astanaanyar

9 Des 2022 : 07.49 Views 13

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Tewasnya Pemimpin ISIS Jadi Motif Aksi Bom Bunuh Diri Polsek Astanaanyar

MerahPutih.com - Serangan teror bom bunuh diri yang melibatkan Agus Sujatno di Polsek Astanaanyar, Bandung dinilai bermotif ideologi politik.

Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menduga, motif pelaku berkaitan dengan ISIS hingga pengesahan KUHP.

Stanis menyebut, aksi terorisme Agus Sujatno setidaknya timbul karena dua faktor, yakni faktor pendorong dan penarik.

Baca Juga:

Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Aipda Sofyan Korban Tewas Bom Bunuh Diri Astanaanyar

Faktor pendorongnya berkaitan dengan kabar tewasnya pemimpin ISIS, Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi dalam sebuah pertempuran pada 30 November 2022.

Agus adalah bagian dari JAD (Jamaah Ansharut Daulah), yang sudah bersumpah setia kepada pemimpin ISIS.

Ketika pemimpinnya tewas, tentu banyak seruan untuk melakukan aksi balas dendam atau aksi yang lain, terutama aksi kepada kelompok-kelompok yang mereka anggap musuh.

"Faktor pendorongnya adalah tewasnya pemimpin ISIS," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/10).

Sementara, faktor penarik yang memicu Agus Sujatno melakukan aksi bom bunuh diri yaitu pengesahan KUHP yang dilakukan DPR baru-baru ini.

Ada juga faktor penarik, yaitu isu-isu di pemerintah yang semakin menguatkan dia untuk melakukan perlawanan kepada pemerintah.

"Dia menemukan isu itu yaitu isu tentang pengesahan KUHP," tutur Stanislaus.

Baca Juga:

Pelaku Teror Pasang Paku di Bom Rakitan yang Meledak di Polsek Astanaanyar

Dugaan tersebut diperkuat dengan motor milik pelaku yang ditemukan tulisan berbau provokatif.

Di luar itu, Stanislaus juga menyinggung Agus Sujatno yang tidak menjalani program deradikalisasi.

Menurutnya, hal itu juga menjadi faktor yang membuat pelaku masih memiliki pemikiran ekstrem.

"Karena dia tidak mengikuti program deradikalisasi dan dia memang masih merah," ungkap Stanis.

Sementara itu, Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD meminta aparat penegak hukum harus meningkatkan kewaspadaan usai kejadian bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar.

"Waspada, satu aparat, polisi, Densus, BNPT dan lainnya. Meningkatkan kewaspadaan karena ternyata jaringan teroris masih ada," ungkap Mahfud.

Berkaca pada kejadian ini, Mahfud meminta masyarakat lebih paham jika aparat penegak hukum melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku terorisme.

Sebab, sikap tegas terkadang perlu dilakukan mengingat terorisme sebagai kejahatan kemanusiaan.

"Memang jaringan terorisnya masih ada, karena kan terkadang ada yang nyinyir, kalau kita menangkap teroris dianggap sewenang-wenang tapi kalau tidak ditangkap dibilang bodoh atau lalai," tuturnya.

Menurut Mahfud, tindakan preventif dan antisipatif dalam penanganan terorisme perlu dilakukan.

Dia berharap masyarakat bisa bekerja sama dengan negara terkait pencegahan aksi teror.

"Kita bekerja sama karena ini negara bersama dan teroris itu adalah musuh kemanusiaan, bukan pejuang agama apa pun," tutup Mahfud. (Knu)

Baca Juga:

Polisi Periksa 3 Anggota Keluarga Pelaku Bom Bunuh Diri Astanaanyar

Sentimen: negatif (100%)