Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia
Kab/Kota: Kalideres
Kasus: mayat
Tokoh Terkait
Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres Sekte Apokaliptik? Polisi: Para Korban Tidak Tewas Karena Kelaparan
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Misteri kasus kematian satu keluarga di perumahan Kalideres masih belum menemukan titik terang.
Namun demikian, fakta-fakta baru kasus kematian satu keluarga di Kalideres tersebut sedikit demi sedikit terungkap.
Polisi yang masih terus mendalami kasus kematian satu keluarga di Kalideres sedang berusaha mengungkap penyebab hal tersebut bisa terjadi.
Baca Juga: Keluarga di Kalideres yang Tewas Terciduk Simpan Buku Ajaran Beberapa Agama
Kasus kematian yang membuat heboh publik ini terjadi pada 10 November 2022 di mana bermula dari ditemukannya empat mayat di dalam rumah perumahan mewah daerah Kalideres.
Pada Selasa, 15 November 2022, Tim Puslapfor Polri kembali memeriksa tempat kejadian perkara untuk memeriksa suhu ruangan untuk menghitung waktu kematian masing-masing korban.
Tim Puslabfor mengukur suhu di tiga ruangan yakni kamar belakang, depan, dan ruang tamu untuk mengetahui lama proses pembusukan masing-masing korban.
Diketahui sebelumnya bahwa masing-masing korban meninggal dalam waktu yang tidak bersamaan dan dalam penemuan mayat tersebut diketahui mereka berada di ruangan yang berbeda.
Baca Juga: Bukan Kelaparan, Polisi Dalami Keluarga di Kalideres Menganut Aliran Tertentu
Dilansir dari akun YouTube CNN Indonesia, kematian korban yang diduga karena kelaparan harus dibuktikan dengan uji labolatorium terlebih karena fakta medis menyebutkan bahwa manusia bisa tidak makan selama tiga minggu namun hanya tiga hari bisa bertahan tanpa minum.
Ahli Gizi Universitas Indonesia, Puri Safitri Hanum mengatakan dalam wawancaranya tersebut bahwa kelaparan atau tidaknya harus dibuktikan dengan pemeriksaan usus halus dan usus besar.
“Apakah dia kelaparan atau tidak itu harus dibuktikan dengan misalnya kita lihat dari Patologi, anatominya. Jadi nanti untuk di usus halus sama usus besar apakah dia nanti ada kayak, kalau memang dia betul-betul starvation (kelaparan), itu seharusnya nanti akan ada kayak jaringan lemaknya di situ,” ucapnya.
Dugaan mengenai mereka menganut paham Apokaliptik, yakni percaya bahwa tujuan utama adalah kematian juga muncul dalam kasus ini seperti yang dinyatakan oleh Kriminolog Adrianus Meliala:
“Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir,maka mereka tidak takut,” ungkapnya.
Baca Juga: Anggota Keluarga yang Tewas Membusuk di Kalideres Pernah Pinjam Uang 50 Juta ke Tukang Jamu, Ini Alasannya
Ketua harian Kompolnas Benny Mamoto juga mengungkapkan bahwa polisi menemukan beberapa buku berisi berbagai ajaran agama di TKP.
“Betul sekali, Kompolnas menerima informasi dari Polres Jakarta Barat bahwa di TKP ditemukan beberapa buku yang berisi ajaran beberapa agama,”
Sementara itu terkait kematian para korban yang diduga akibat kelaparan ditanggapi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan dengan mengatakan bahwa mereka tidak mati karena hal tersebut.
“Sementara bukan karena kelaparan, tetapi penyebabnya apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain ini masih didalami,” kata Zulfan saat diwawancarai Rabu(16/11).***
Sentimen: negatif (100%)