Sentimen
Positif (88%)
7 Nov 2022 : 13.41
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Banyumas

Dalam 'Exit :)' Otniel Tasman Berupaya Keluar dari Identitas Kelenggerannya

7 Nov 2022 : 13.41 Views 12

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Dalam 'Exit :)' Otniel Tasman Berupaya Keluar dari Identitas Kelenggerannya

Krjogja.com - Masih dalam rentetan penyelenggaraan Festival Seni Pertunjukkan dua tahunan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) bertema 'Adaptasi', Sabtu (5/10/2022) telah digelar presentasi karya pertunjukan oleh Otniel Dance Community berjudul 'Exit :)'. Kali ini seniman Otniel Tasman membawakan warna yang berbeda dalam pertunjukan lenggernya. Karya ini sekaligus pengkurasian dari karya-karya Otniel selama 12 tahun berkiprah sebagai seniman lengger.

Exit :) dibuat berdasarkan pertanyaan dalam diri Otniel tentang bagaimana ia bisa melihat lengger ketika lengger itu berada di dalam dirinya dan menjadi bagian dari identitas dirinya. Sehingga seniman lengger asal Banyumas itu harus meriset kembali karya-karya yang sebelumnya untuk melihat kembali tubuh lenggernya dan membuat jarak diantaranya. Dengan begitu, ia dapat keluar dari identitas kelenggerannya selama ini.

“Kenapa ada Exit :) itu berangkat dari pertanyaan saya ketika ingin melepas identitas saya. Seberapa penting sih saya dengan kelenggeran saya, maka dari itu akhirnya berkembang menjadi judul Exit :) dengan tampilan perdana seperti ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Otniel menjelaskan jika dalam karya ini ia tidak menggunakan konsep sebagaimana karya-karyanya sebelumnya. Otniel juga menyebut jika dirinya telah keluar dari tradisinya selama ini dalam mementaskan lengger. Sehingga terciptalah warna baru dalam pertunjukan lenggernya.

Dalam kemasannya, Exit :) juga berbeda dengan pertunjukan-pertunjukan lengger Otniel Tasman sebelumnya. Di mana dalam pertunjukan kali ini, Otniel harus mengundang kembali ingatan-ingatan tentang gerakan lenggernya dalam karya-karyanya terdahulu.

Melalui kumpulan foto tentang karya-karya Otniel sebelumnya yang telah dipilih dan disiapkan oleh timnya, ingatan-ingatan tentang karyanya itu kembali dihadirkan untuk memperagakan gerakan lengger yang ada dalam foto tersebut.

Foto-foto itu kemudian dibagikan kepada para penonton. Mereka diminta untuk mengumpulkan foto tersebut ke atas panggung untuk kemudian diperagakan oleh Otniel. Uniknya, Otniel sendiri tidak mengetahui foto-foto yang akan diperagakannya itu.

Ketika melihat foto-foto yang dikumpulkan oleh penonton, Otniel sendiri mengaku seperti terdapat beban di saat harus kembali mengingat dan menghadirkan memori tentang gerakan lengger yang ada dalam foto tersebut.

“Ketika saya lihat satu persatu foto tersebut, semacam ada beban yang bertumpuk-tumpuk. Karena saya harus mengingat kembali peristiwa yang saya gambarkan melalui gerakan lengger seperti yang ada di foto itu. Namun pada akhirnya memang itulah proses yang harus saya jalani,” tuturnya.

Selain itu, musik dalam pertunjukan Exit ini berbeda dengan pementasan sebelumnya. Jika dalam karya-karya Otniel sebelumnya pemusik berada di satu tempat yang telah disiapkan beberapa alat musik, namun dalam pertunjukan Exit ini alat musiknya ditempatkan di beberapa titik di atas panggung. Sehingga pemusik terlibat secara langsung dalam pementasan di atas panggung. Hal ini seperti yang diungkapkan Mahamboro sebagai pemusik.

“Biasanya dalam pertunjukan Otniel sebelumnya, saya main dan stay di satu tempat, biar Otniel yang mondar-mandir di panggung dan saya hanya mengiringinya di belakang stage. Namun sekarang, saya juga harus merasakan apa yang dirasakan Otniel dengan ikut mondar-mandir di atas panggung. Harus mantau sana, mantau sini dan memastikan semua titik berjalan aman. Ternyata capek juga, padahal ide seperti itu saya sendiri yang minta,” jelas Mahamboro.

Sebagai informasi, Otniel Tasman akan kembali mementaskan Exit :) dengan pertunjukan yang lebih besar. Selain itu, seniman lengger itu juga akan menerbitkan sebuah buku dengan judul Lengger Agamaku yang berisi tentang perjalanan hidup dan karir seorang Otniel Tasman mulai dari pertama kali memutuskan untuk menekuni seni lengger hingga karya-karyanya selama 12 tahun. (Lukman Hakim)

Sentimen: positif (88.6%)