Sentimen
Negatif (88%)
20 Okt 2022 : 07.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Colorado

Asal-usul Penemuan Fluorosis yang Memicu Penggunaan Flouride pada Pasta Gigi

20 Okt 2022 : 07.30 Views 21

Tempo.co Tempo.co Jenis Media: Nasional

Asal-usul Penemuan Fluorosis yang Memicu Penggunaan Flouride pada Pasta Gigi

TEMPO.CO, Jakarta - Fluorosis adalah istilah medis yang merujuk pada kondisi perubahan tampilan enamel gigi yang umumnya ditandai dengan munculnya bintik putih atau coklat. Pada mayoritas kasus, kondisi tersebut hampir tidak terlihat dan tidak mempengaruhi fungsi gigi.

Fluorosis lebih berpotensi mempengaruhi anak-anak berusia 8 tahun ke bawah karena pada masa inilah gigi permanen sedang berkembang. Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), fluorosis diakibatkan paparan fluoride secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama ketika gigi terbentuk di bawah gusi.

Fenomena fluorosis pertama kali mencuat pada awal abad ke-20 di kawasan Colorado Springs, Amerika Serikat. Mengutip Crandall Dentistry, pada 1901, seorang lulusan sekolah kedokteran gigi muda bernama Frederick McKay pindah ke Colorado Springs untuk membuka praktik kedokteran gigi. Di sana, ia dibuat terperanjat oleh banyaknya penduduk yang memiliki noda coklat pada gigi mereka.

Melihat hal itu, McKay kemudian mengundang seorang peneliti gigi terkemuka bernama GV Black untuk membantunya menemukan akar penyebab timbulnya noda hitam itu. Pada 1909, Black tiba di Colorado Springs. Selama enam tahun, keduanya bekerja bersama dan menemukan bahwa hampir 90 persen anak-anak asli Colorado Springs menderita noda tersebut.

Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa noda tersebut disebabkan oleh tingginya kadar fluoride dalam pasokan air di tempat itu. Menariknya, orang dengan noda ini justru memiliki daya tahan yang tinggi terhadap gigi berlubang.

Mengutip All Kids Pediatric Dentistry, mengetahui temuan McKay dan GV Black, National Institute of Health (NIH) pun akhirnya turun tangan untuk menyelidiki fluoride yang terbawa air, dan efeknya pada gigi. Trendley Dean dan Elias Elvove pertama kali menemukan metode untuk mengukur kadar fluoride dalam air. Mereka secara kolektif mengembangkan metode canggih untuk mengukur kadar fluorida dalam air dengan akurasi 0,1 bagian per juta (ppm).

Pada akhir tahun 1930-an, NIH menyimpulkan bahwa kadar fluoride hingga 1,0 ppm tidak dapat menyebabkan fluorosis. Hal ini memicu ide untuk memasukkan fluoride ke dalam persediaan air publik pada tingkat yang dapat mencegah gigi berlubang tanpa menyebabkan munculnya noda. Penemuan Mckay dan GV Black ini kemudian berperan dalam digunakannya flouride untuk kesehatan gigi.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Mengapa Gigi Anak-Anak Rentan Mengalami Fluorosis?

Sentimen: negatif (88.9%)