Sentimen
TGIPF Kanjuruhan: Panitia Tak Minta Bantuan Medis ke RSUD dan Dinkes
Liputan6.com
Jenis Media: News
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4177915/original/030135000_1664686223-Para_pemain_Arema_dilindungi_tameng_dari_Polisi_untuk_memasuki_ruang_ganti._agar_pemain_tidak_terkena_lemparan__1_.JPG)
Sesuai dengan penjelasan dari Dirut RSUD Kanjuruhan dan staf berdasarkan diagnosa dan pemeriksaan fisik khususnya terhadap pasien korban luka, diperoleh kesimpulan awal bahwa umumnya penonton atau suporter mengalami gangguan pernafasan akibat kebanyakan menghirup gas air mata yang ditembakkan aparat Brimob yang menimbulkan gas atau asap yang menyebar kemana-mana dan kekurangan oksigen (hipoksia).
Hal tersebut terjadi karena asap gas air mata mendominasi lingkungan udara di tempat kejadian, sehingga mengakibatkan berkurangnya oksigen.
"Hipoksia yang dialami penonton atau suporter ditambah dengan upaya keluar dari stadion melalui pintu dan lorong yang sempit mengakibatkan terjadinya rebutan keluar dan bahkan saling menginjak sehingga menimbulkan banyak korban," demikian bunyi laporan.
Sentimen: negatif (98.8%)