Sentimen
Negatif (88%)
18 Okt 2022 : 11.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jayapura

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait

Periksa Kesehatan Lukas Enembe, KPK Jemput Bola

18 Okt 2022 : 11.54 Views 23

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Periksa Kesehatan Lukas Enembe, KPK Jemput Bola

Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berupaya mengetahui kondisi kesehatan Lukas Enembe secara independen dengan mengirim tenaga kesehatan. Juru bicara bidang pencegahan KPK Ipi Maryati menyebut hal ini sebagai langkah jemput bola.
 
"KPK berinisiatif untuk memastikan kesehatan yang bersangkutan (Lukas)," ucap Ipi melalui keterangan tertulis, Selasa, 18 Oktober 2022.
 
KPK tengah berkoordinasi menentukan perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bakal memeriksa Lukas. Tim dokter Lukas diperkenankan menemani.

-?

- - - -
Kondisi kesehatan Lukas Enembe menjadi buah bibir masyarakat Papua. Hal tersebut ditakutkan menghambat pelayanan publik di Bumi Cenderawasih.
 
Ondoafi (Ketua Adat) Besar dari Tanah Tabi, Yanto Eluay, mendorong pemerintah pusat melakukan langkah strategis menjamin penyelenggaraan pemerintahan di Papua. Menurut dia, penunjukkan penjabat pengganti Lukas dimungkinkan.
 
“Saat ini beliau (Lukas Enembe) sudah menjadi tersangka, yang kedua, beliau sedang sakit yang cukup berkepanjangan, saya kira pemerintah pusat sudah bisa mengambil langkah-langkah demi pelayanan pemerintah kepada publik,’’ kata Yanto.
 
Dia mengeklaim seluruh masyarakat adat Papua mendukung penegakan hukum pada Lukas. Termasuk, siapa pun yang terindikasi menyelewengkan uang negara.
 
Di sisi lain, Yanto mengkritik tindakan Dewan Adat Papua yang menetapkan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar. Menurut dia, langkah tersebut keliru dan merusak tatanan adat Papua.
 
Yanto mengatakan ada indikasi keterlibatan pihak yang membela Lukas. Menurut Yanto, seharusnya Lukas sebagai pemimpin bersikap kooperatif dan manut hukum.
 
“Seorang pemimpin itu harus menjadi panutan. Segala perilakunya menjadi teladan. Kalau moralitasnya, perilakunya kurang baik, bagaimana bisa menjadi pimpinan adat dan menjadi panutan bagi masyarakat adat yang dipimpinnya,” tutur Yanto.
 
KPK menetapkan Lukas sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek yang bersumber APBD Provinsi Papua. Dia sudah dua kali dipanggil oleh KPK.
 
Pertama sebagai saksi untuk hadir pada 12 September 2022. Dia tidak hadir pada pemanggilan di Markas Brimob Jayapura tersebut dengan alasan sakit.
 
Pemanggilan kedua, Lukas dipanggil sebagai tersangka pada Senin, 26 September 2022. Namun Lukas kembali mangkir dengan alasan sakit.
 

(ADN)

Sentimen: negatif (88.3%)